Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Miris, Buah Duku dan Rambutan Petani Tak Berharga Saat Panen Raya

11 April 2024   10:54 Diperbarui: 17 April 2024   10:00 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam satu pohon pun ukuran buah duku tidal homogen, perlu disortasi (dokpri Greg Nafanu)

Seharusnya ada beberapa jalan untuk pemasaran produk pertanian, khususnya buah rambutan dan duku yang tahun ini hampir tak ada harganya sama sekali.

Beberapa alternatif diantaranya adalah pemasaran bersama, pengolahan pasca panen, dan pemerintah mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator.

Pemasaran bersama perlu dilakukan agar petani dapat menemukan pasar yang bisa menerima hasil-hasil produk pertanian mereka. Dengan adanya pemasaran bersama, kendala transportasi pun bisa diatasi secara bersama-sama.

Petani juga bisa berada dalam posisi tawar yang agak kuat ketika ditawar produknya. Sebab semua petani di sekitar kompak dengan menentukan harga yang sama untuk komoditasnya.

Pengolahan buah pasca panen juga penting untuk dipikirkan. Perlu ada pemikiran mengenai pengolahan produk ini seperti pengalengan buah, atau dalam bentuk lain yang bisa bertahan.

Pemerintah perlu memainkan perannya sebagai fasilitator, baik menjadi jembatan untuk memasarkan produk pertanian atau berperan sebagai pembina pengolahan produk pertanian.

Dalam satu pohon pun ukuran buah duku tidal homogen, perlu disortasi (dokpri Greg Nafanu)
Dalam satu pohon pun ukuran buah duku tidal homogen, perlu disortasi (dokpri Greg Nafanu)

Dengan adanya intervensi ini, kiranya komoditas hasil pertanian seperti duku dan rambutan ini dapat dipasarkan dengan baik. 

Konsumen bisa menikmati buah yang ada, sementara petani juga dapat menikmati 'buah' dari produk yang ia miliki.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun