Lebih kurang, sistemnya seperti tradisi sasi di Maluku, melarang mengambil hasil-hasil bumi sebelum ketua atau pemegang kendali mengumumkan dibukanya sasi tersebut.
Namun pada Oesnae, yang dilarang adalah pengambilan hasil yang ditanam. Hasil-hasil dimaksud diantaranya pinang, kelapa, dan jenis komoditas lain yang ditanam di sekitar sumber mata air.Â
Para pemilik bersepakat untuk melarang orang masuk ke Oesnae. Penjaga Oesnae namanya Anonat yang bertugas untuk menjaga keamanan hasil selama ada larangan.
Ketika tiba saatnya maka semua pemilik tanaman akan bersama-sama masuk ke dalam Oesnae. Mereka melakukan kegiatan panen bersama, tetapi masing-masing akan memanen tanamannya.
Anonat akan mendapatkan bagiannya tersendiri. Pemberian karena telah menjaga hasil-hasil tanaman sampai tiba panen bersama.Â
Manfaat Kearifan Lokal Oeleu dan Oesnae
Apabila dikaji dengan baik, maka kita bisa menemukan beberapa manfaat dari kearifan lokal Oeleu dan Oesnae.
1. Menjaga ketersediaan air. Orang tidak boleh menebang pohon di sekitar mata air. Termasuk mandi, mencuci, atau mencari udang dan belut di sekitar air larangan.
2. Merawat makhluk hewan di sekitar. Â Masyarakat dilarang untuk mengambil udang, belut, atau hewan air lainnya yang ada di kawasan Oeleu dan Oesnae. Â Dengan demikian, makhluk air bebas berkembang biak.Â
3. Mencegah banjir dan erosi. Karena adanya larangan menebang pohon makan di sekitar mata air dan kawasan larangan tumbuh banyak pohon. Ini dapat mencegah adanya banjir, erosi, dan tanah longsor.Â
4. Memanfaatkan sumberdaya alam secukupnya. Dengan adanya Oeleu dan Oesnae, maka penduduk sekitar dilatih untuk menanfaatkan sumberdaya secukupnya. Mengambil hasil secara selektif untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
5. Merawat tumbuhan dengan baik. Tumbuhan yang ada di kawasan Oeleu dan Oesnae dilarang untuk dipotong atau diambil. Karenanya pepohonan di sini dapat tumbuh dan terawat dengan baik, sekalipun tumbuh alami.