Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Oeleu dan Oesnae, Cara Suku Atoni Timor Jaga Mata Air

4 April 2024   16:39 Diperbarui: 5 April 2024   02:06 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Tel Oeleu (timba air pemali), kearifan lokal yang dapat melestarikan air sepanjang tahun (dokpri Greg Nafanu)

Oeleu dan Oesnae adalah dua kata bahasa daerah suku Atoni Timor bagian barat yang terkait dengan kearifan lokal dalam menjaga dan melestarikan mata air di sekitar mereka.

Secara harafiah, dalam sebutan bahasa daerah Dawan (suku Atoni Timor),  Oeleu artinya air pemali dan Oesnae berarti air yang ditutup aksesnya untuk jangka waktu tertentu.

Uniknya, baik Oeleu maupun Oesnae selalu ada Oemata atau disebut sebagai mata air dalam bahasa Indonesia. 

Oemata ini boleh dimanfaatkan airnya. Penduduk sekitar biasa mengambil air untuk minum dan memasak.

Lalu apa hubungannya dengan tema pilihan yang disodorkan oleh Kompasiana  ini? Tentu ada.

Oeleu dan Oesnae adalah kearifan lokal penduduk Timor untuk melestarikan mata air mereka.

Jaga mata air agar tak menjadi air mata. Demikian Kompasiana mengangkat tema ini untuk direnungkan atau dijadikan bahan refleksi.

Mungkin lebih tepatnya, tak hanya sebagai bahan refleksi tetapi menjadi aksi nyata bagaimana merawat mata air.

Sebab dari mata air  inilah mengalir benda bernama air. Bisa berkelok-kelok menyusuri lekukan sungai hingga sampai ke laut.

Bisa juga, menjadi air tanah yang tertampung dengan teduh di dalam perut bumi pada kedalaman tertentu. 

Air tanah ini lalu muncul secara alami di permukaan tanah, melalui celah-celah batu atau akar pohon-pohon besar. Itulah mata air. 

Selain muncul secara alami, air tanah juga dimanfaatkan oleh manusia dengan membuat sumur tradisional atau sumur bor yang kedalamannya mencapai puluhan meter.

Air yang mengalir melalui pemukiman di Kupang Barat ini, kemudian menjadi air terjun Oenesu yang bersih karena terawat (dokpri Greg Nafanu)
Air yang mengalir melalui pemukiman di Kupang Barat ini, kemudian menjadi air terjun Oenesu yang bersih karena terawat (dokpri Greg Nafanu)

Oeleu  atau Air Pemali

Oeleu adalah air yang dianggap pemali. Karena dianggap pemali maka lama-lama menjadi keramat.

Oeleu pada hulu sungai, biasanya punya radius tertentu dari mata air hingga beberapa ratus meter dari jarak mata air tersebut. 

Contoh salah satu Oeleu di kampung kami namanya Fatunapi. Di hulu sungai ini, orang hanya boleh mengambil air untuk masak dan minum.

Tidak diperkenankan untuk mandi di sekitar, termasuk membuang sampah di kawasan Oeleu. 

Penduduk juga tidak boleh mengambil sesuatu di sekitar Oeleu selain air. Tidak boleh mengambil udang atau belut yang dengan santainya berenang di sekitar.

Namanya juga Oeleu atau air pemali. Jika tidak mengindahkan larangan, maka warga percaya bahwa yang bersangkutan akan terkena musibah atau hukuman dari leluhur dan penguasa tertinggi.

Misalnya gila, sakit tanpa jelas penyakitnya, atau mengalami kecelakaan di dalam perjalanan dan sewaktu bekerja. Bisa juga pelanggar larangan kesambar kilat. 

Pada musim kemarau, jalur air pada kaki Oeleu akan kering namun mata air tidak kering sampai musim hujan berikutnya (dokpri Greg Nafanu)
Pada musim kemarau, jalur air pada kaki Oeleu akan kering namun mata air tidak kering sampai musim hujan berikutnya (dokpri Greg Nafanu)

Oesnae 

Oesnae merupakan pembatasan akses ke wilayah dimaksud. Akses ini biasanya terkait dengan larangan mengambil hasil untuk jangka waktu tertentu.

Lebih kurang, sistemnya seperti tradisi sasi di Maluku, melarang mengambil hasil-hasil bumi sebelum ketua atau pemegang kendali mengumumkan dibukanya sasi tersebut.

Namun pada Oesnae, yang dilarang adalah pengambilan hasil yang ditanam. Hasil-hasil dimaksud diantaranya pinang, kelapa, dan jenis komoditas lain yang ditanam di sekitar sumber mata air. 

Para pemilik bersepakat untuk melarang orang masuk ke Oesnae. Penjaga Oesnae namanya Anonat yang bertugas untuk menjaga keamanan hasil selama ada larangan.

Ketika tiba saatnya maka semua pemilik tanaman akan bersama-sama masuk ke dalam Oesnae. Mereka melakukan kegiatan panen bersama, tetapi masing-masing akan memanen tanamannya.

Anonat akan mendapatkan bagiannya tersendiri. Pemberian karena telah menjaga hasil-hasil tanaman sampai tiba panen bersama. 

Manfaat Kearifan Lokal Oeleu dan Oesnae

Apabila dikaji dengan baik, maka kita bisa menemukan beberapa manfaat dari kearifan lokal Oeleu dan Oesnae.

1. Menjaga ketersediaan air. Orang tidak boleh menebang pohon di sekitar mata air. Termasuk mandi, mencuci, atau mencari udang dan belut di sekitar air larangan.

2. Merawat makhluk hewan di sekitar.  Masyarakat dilarang untuk mengambil udang, belut, atau hewan air lainnya yang ada di kawasan Oeleu dan Oesnae.  Dengan demikian, makhluk air bebas berkembang biak. 

3. Mencegah banjir dan erosi. Karena adanya larangan menebang pohon makan di sekitar mata air dan kawasan larangan tumbuh banyak pohon. Ini dapat mencegah adanya banjir, erosi, dan tanah longsor. 

4. Memanfaatkan sumberdaya alam secukupnya. Dengan adanya Oeleu dan Oesnae, maka penduduk sekitar dilatih untuk menanfaatkan sumberdaya secukupnya. Mengambil hasil secara selektif untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

5. Merawat tumbuhan dengan baik. Tumbuhan yang ada di kawasan Oeleu dan Oesnae dilarang untuk dipotong atau diambil. Karenanya pepohonan di sini dapat tumbuh dan terawat dengan baik, sekalipun tumbuh alami.

6. Menjaga keberlangsungan atau Sustainability. Keberlangsungan alam di sekitar dapat terjaga karena adanya larangan-larangan yang diberlakukan di Oeleu dan Oesnae. 

Ini adalah bunga dari salah satu pohon liar yang tumbuh di Oeleu dan Oesnae (dokpri Greg Nafanu)
Ini adalah bunga dari salah satu pohon liar yang tumbuh di Oeleu dan Oesnae (dokpri Greg Nafanu)

Dengan adanya larangan-larangan di Oeleu dan Oesnae, maka keberlanjutan termasuk kelestarian air tetap terjaga dengan baik. Itulah kearifan lokal suku atoni di Pulau Timor bagian barat, NTT.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun