Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Fenomena El Nino dan Tradisi Masyarakat Timor Barat Survive dalam Cekaman Kekeringan

13 Oktober 2023   08:40 Diperbarui: 13 Oktober 2023   21:02 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di tempat sumber-sumber air, pohon-pohon tetap berbunga dan bertahan hidup, sekaligus 'menarik air' untuk muncul di balik akarnya. (Dokumentasi pribadi Greg Nafanu)

Ibu-ibu dan anak remaja, saban hari pergi ke pinggir sungai yang masih dapat diambil airnya. Mereka mencuci pakaian sekalian mandi di sana. Pulangnya, membawa beberapa gayung air minum untuk dijerang menjadi air minum dan juga untuk memasak makanan bagi anggota keluarga. 

Ah, maaf. Terlalu bersemangat untuk mendeskripsikan kondisi yang tengah dihadapi, Fenomena El Nino. Padahal El Nino dan fenomenanya, bukanlah hal yang baru. 

Penduduk Timor Barat sudah kebal menghadapinya. Tak hanya di waktu muncul si El Nino yang katanya, bakal diikuti pula oleh pacarnya yang bernama La Nina ini. Tiap tahun, penduduk selalu menghadapi cekaman kekeringan nan panjang.

Tidaklah mengherankan, jika banyak kearifan lokal yang muncul di sana dalam rangka menjaga diri tetap survive ketika menghadapi cekaman kekeringan. 

Ini adalah kondisi setelah turun hujan pertama di Kota Kupang 3 tahun lalu (8 Oktober 2020) tapi sekarang belum hujan. (Dokumentasi pribadi Greg Nafanu)
Ini adalah kondisi setelah turun hujan pertama di Kota Kupang 3 tahun lalu (8 Oktober 2020) tapi sekarang belum hujan. (Dokumentasi pribadi Greg Nafanu)

Strategi Sederhana Penduduk untuk Tetap Survive 

Bagi penduduk yang hidup di kota, memiliki uang dan fasilitas yang mumpuni mungkin tidak akan pernah mengalami yang namanya masa kesulitan. Kekurangan bahan pangan dan menipisnya ketersediaan air bersih. Tetapi di kampung-kampung yang ada di Timor Barat, masih banyak yang mengalaminya.

Hanya saja, penduduk di kampung sudah mendapatkan 'warisan hidup' dari leluhur tentang bagaimana bertahan di tengah cekaman kekeringan nan panjang. Hidup tak boleh mengeluh, tetapi pergi mencari dan menemukan apa yang harus dibawa pulang ke rumah. 

Inilah cara penduduk Timor Barat untuk tetap survive terhadap cekaman kekeringan, utamanya di kampung-kampung dan pelosok.

1. Membuat Oeleu atau Air Pemali

Hampir semua sumber mata air di Timor Barat merupakan Oelue atau Air pemali bagi suku tertentu. Tidak sembarangan orang memasuki kawasan Oeleu ini, apalagi untuk mengambil hasil-hasil yang ada di situ.

Jika ada yang masuk tanpa izin, maka sudah dipastikan akan diproses secara hukum. Biasanya didenda berupa kain adat dan ternak. Jumlah denda ditentukan oleh tua-tua adat setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun