Bahan utama pupuk dan pestisida jadam adalah dari bahan organik berupa dedaunan yang diambil dari sekitar. Daun-daun yang digunakan diantaranya ciplukan, widuri, gamal, dan tumbuhan lainnya.Â
Salah satu ciri tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati, adalah daunnya tidak diserang oleh hama. Semuanya terlihat mulus. Ternak pun tidak menyukainya.
Saat ini, sedang dibangun beberapa unit rumah produksi pupuk dan pestisida Jadam di pinggir kebun. Dengan pembangunan rumah produksi Jadam dalam beberapa unit, maka penggunaannya akan lebih efektif dan efisien sebab langsung berdekatan dengan lokasi.
Timor Farm Nusantara tidak memakai plastik mulsa. Tetapi memanfaatkan mulsa organik dari jerami padi. Bahan mulsa jerami ini mudah diperoleh di sekitar, sebab daerah ini adalah kawasan sawah meskipun hanya produksi satu kali per tahun.
Dari pengamatan saat berkeliling kebun, pemanfaatan mulsa jerami memang efektif. Hanya saja tumpukan jerami yang tipis masih memberi peluang bagi gulma untuk tumbuh dan berkembang. Sementara gulma tidak tumbuh pada areal yang tumpukan jeraminya agak padat dan tersebar merata.
Di daerah kering, air termasuk sumberdaya yang sangat sulit untuk diperoleh. Karenanya, harus memperhitungkan cara menyiram tanaman dengan efisien.Â
Irigasi yang dilakukan adalah menggunakan sistem irigasi tetes selang yang dialirkan di atas permukaan lahan pertanian. Selain itu, pada blok lain, digunakan sistem sprinkle yang mana air yang jatuh ke tanaman seperti air hujan.Â
Dalam kunjungan kali ini, pihak Timor Farm Nusantara sementara panen beberapa sayuran. Di antaranya buncis, kacang panjang, sawi, dan bawang merah. Juga panen semangka dan ketimun.
Saat ini, pasokan hasil produksi paling banyak adalah ke kampus Universitas Pertahanan (Unhan) Atambua, Belu, NTT yang lokasinya berdekatan. Selain itu, semangka telah dikirim ke pasar di sekitar Atambua, Kefamenanu dan Kota Kupang. Pembeli lokal juga bisa membeli langsung di lokasi dengan harga yang murah tetapi berkualitas.