Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sampaikanlah Kritikan pada Pekerja Rumah Lewat Guyonan

19 September 2023   06:20 Diperbarui: 19 September 2023   09:40 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang adalah pekerjaan keahlian, tak semua orang bisa menjadi tukang bangunan (dok foto: Kementerian PUPR)

"Saya bisa menjadi buruh, tapi tidak mampu melakukan pekerjaan seorang tukang bangunan seperti dirimu. Saya bisa menngaduk semen, tetapi tidak mampu menyusun batako dengan rapi dan kuat".

Demikian kritikan dalam bentuk guyonan yang saya lemparkan pada tukang bangunan rumah apabila ada kesalahan yang dilakukan tukang bangunan saat membangun rumah beberapa tahun yang lalu. Biasanya ia pun sadar, rupanya ada yang perlu diperbaiki. 

Lalu si tukang pun bakal bertanya, "Bagaimana?" Dan dengan mudah saya memberi masukan. Seringkali terjadi diskusi dan menjurus pada perdebatan. Namun bisa diselesaikan dengan penuh kekeluargaan. 

Jika pendapatnya betul maka saya akan menerimanya. Demikian sebaliknya. Kebetulan saya membuat rumah secara bertahap, tidak membuat kontrak seperti proyek, jadinya pendekatannya pun perlu lebih 'ramah'. 

Kalau ada perubahan berupa penambahan atau pengurangan maka saya akan sampaikan sekaligus menanyakan pendapatnya dari aspek teknis. 

Intinya, membangun komunikasi yang baik sehingga tukang tetap bekerja dengan semangat. Tukang saya termasuk orang yang telaten. Kritikan disampaikan dengan baik. 

Sering kali ia juga mengusulkan perubahan tanpa mengubah kekuatan dan unsur estetis dari bangunan yang ada. Jadinya kami saling melengkapi. 

Komunikasi yang baik dengan si tukang sangatlah bermanfaat. Ia tidak hanya berorientasi pada uang tetapi ingin membuat model bangunan yang terbaik. 

Tukang bangunan yang profesional sangat dibutuhkan untuk membangun sesuai kualitas yang diinginkan (dok foto: tukangbangunanwarno.blogspot.com)
Tukang bangunan yang profesional sangat dibutuhkan untuk membangun sesuai kualitas yang diinginkan (dok foto: tukangbangunanwarno.blogspot.com)

Secara ringkas, ada 5 hal yang saya lakukan dengan tukang dalam rangka memelihara hubungan yang baik. 

Pertama, menyepakati terlebih dahulu jasa pengerjaan rumah, termasuk termin pembayaran. Dengan demikian, saya bisa menyiapkan uang jasa dan dia pun tidak melakukan sistem panjar. 

Kedua, menyiapkan makanan mereka. Dengan menyiapkan makanan maka tukang dan asistennya bisa fokus saja untuk bekerja. 

Mereka tak perlu mengalokasikan waktu untuk memasak, atau pergi membeli makanan di warung. Atau menyewa orang untuk memasak.

Namun ini bersifat tawaran saja. Apabila tukang dan teman-teman ingin memasak sendiri, tidak apa-apa. Ada pula tukang yang tidak mau merepotkan tuan rumah. 

Selain menyiapkan makanan pokok, perlu juga disupport dengan snack dan minuman berupa kopi, air es atau teh, sesuai kebiasaan. Termasuk sebungkus rokok. 

Ketiga, berkonunikasi dengan terbuka jika ada sesuatu yang perlu disampaikan. Dengan membangun komunikasi yang baik maka tukang pun tetap merasa dipercaya. 

Sementara pemilik rumah bisa meninggalkan mereka. Cukup kontrol sekali setiap hari. Tukang bisa dipercaya untuk menjadi mandor bagi diri dan asistennya.

Keempat, menanyakan khabar keluarga tukang. Apakah ada kendala di rumah atau tidak. Jika ada keperluan mendesak, bisa membantunya. Termasuk memberikan kas bon terlebih dahulu untuk keperluan mendesak. 

Ngomong-ngomong tentang kas bon, sebaiknya jangan diberi semuanya sebelum pekerjaan dinyatakan selesai. Sebab motivasi tukang akan memudar, manakala uang yang dipanjar semakin banyak. Dan di saat selesai, ia hanya menerima sedikit. 

Pemasang keramik rumah, bukan pemborong (dok foto: blogilmupembangunan.blogspot.com)
Pemasang keramik rumah, bukan pemborong (dok foto: blogilmupembangunan.blogspot.com)

Kelima, memberi pujian dengan tulus. Apabila ada pekerjaan tambahan atau sedikit perubahan yang dikerjakan, maka ucapan pujian dan terima kasih membuatnya merasa dihargai.

Jika demikian, maka ke depannya si tukang tidak akan menolak ketika ada perubahan. Termasuk penambahan yang bisa menyita waktunya. Bahkan ia pun bebas untuk memberikan masukan terkait dengan aspek kekuatan dan estetika. 

Setiap orang pasti memiliki cara pendekatan sendiri. Namun pada dasarnya, pendekatan yang humanis mampu memelihara kerukunan antara pemilik rumah dan tukang bangunan.

Relasi yang baik, akan tetap terpelihara sekalipun si tukang tidak bekerja lagi karena bangunan sudah selesai. Bahkan hubungan menjadi seperti keluarga saja. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun