Pertama, menyepakati terlebih dahulu jasa pengerjaan rumah, termasuk termin pembayaran. Dengan demikian, saya bisa menyiapkan uang jasa dan dia pun tidak melakukan sistem panjar.Â
Kedua, menyiapkan makanan mereka. Dengan menyiapkan makanan maka tukang dan asistennya bisa fokus saja untuk bekerja.Â
Mereka tak perlu mengalokasikan waktu untuk memasak, atau pergi membeli makanan di warung. Atau menyewa orang untuk memasak.
Namun ini bersifat tawaran saja. Apabila tukang dan teman-teman ingin memasak sendiri, tidak apa-apa. Ada pula tukang yang tidak mau merepotkan tuan rumah.Â
Selain menyiapkan makanan pokok, perlu juga disupport dengan snack dan minuman berupa kopi, air es atau teh, sesuai kebiasaan. Termasuk sebungkus rokok.Â
Ketiga, berkonunikasi dengan terbuka jika ada sesuatu yang perlu disampaikan. Dengan membangun komunikasi yang baik maka tukang pun tetap merasa dipercaya.Â
Sementara pemilik rumah bisa meninggalkan mereka. Cukup kontrol sekali setiap hari. Tukang bisa dipercaya untuk menjadi mandor bagi diri dan asistennya.
Keempat, menanyakan khabar keluarga tukang. Apakah ada kendala di rumah atau tidak. Jika ada keperluan mendesak, bisa membantunya. Termasuk memberikan kas bon terlebih dahulu untuk keperluan mendesak.Â
Ngomong-ngomong tentang kas bon, sebaiknya jangan diberi semuanya sebelum pekerjaan dinyatakan selesai. Sebab motivasi tukang akan memudar, manakala uang yang dipanjar semakin banyak. Dan di saat selesai, ia hanya menerima sedikit.Â
Kelima, memberi pujian dengan tulus. Apabila ada pekerjaan tambahan atau sedikit perubahan yang dikerjakan, maka ucapan pujian dan terima kasih membuatnya merasa dihargai.