Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

6 Kiat Sukses Berjualan Kripik Singkong ala Pasangan Suami Istri Sarwono dan Purwati

1 Agustus 2023   05:00 Diperbarui: 3 Agustus 2023   00:43 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar mengurangi pembelian bahan utama berupa singkong, kini sepasang suami istri ini juga bertanam singkong di kebun mereka yang luasnya seperempat hektar. 

Pasangan Sarwomo Purwati menanam singkong di kebun untuk mengurangi biaya pembelian bahan utama (dokpri)
Pasangan Sarwomo Purwati menanam singkong di kebun untuk mengurangi biaya pembelian bahan utama (dokpri)

Kiat Bertahan dengan Usaha Kripik Singkong

Lalu mengapa Sarwono dan Purwati masih bertahan sekalipun banyak saingannya? 

Ternyata mereka punya 6 prinsip yang dijalankan selama ini. Poin-poin ini dapat juga dicontoh oleh pasangan yang ingin membangun usaha kecil yang dikendalikan dari rumah. 

Berikut keenam prinsip dimaksud:

1. Pantang menyerah

Prinsip pertama yang dianut pasangan ini adalah pantang menyerah. Menurut mereka, semua usaha itu ada risikonya.

Usaha selalu ada faktor berhasil dan gagal. Jika berhasil, maka harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Apabila gagal, maka perlu cari tahu penyebab kegagalan itu. Lalu bangkit untuk berusaha lagi. 

2. Menjaga kepercayaan pelanggan

"Jujur dan tidak mengecewakan pelanggan adalah kewajiban penjual", kata Sarwono. 

Menurutnya, sekali membuat pembeli kecewa dan tidak percaya lagi maka mereka tak akan membeli produk kita.

"Alhamdullilah, hingga kini kami masih punya pelanggan setiap yang selalu membeli dagangan kami", sambung sang istri. 

3. Tidak menunda-nunda pekerjaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun