Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tahan Feu, Tradisi Bersyukur Atoni Biboki atas Hasil Panen Baru

24 Juni 2023   15:42 Diperbarui: 25 Juni 2023   02:21 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua kegiatan besar dalam acara tahan feu, yaitu kegiatan memasak dan kegiatan makan baru (tah feu). Karenanya kegiatan ini pun sering dinamakan tah feu. 

Sebelum acara makan bersama, diawali dengan acara pengurapan tangan dan dengan demikian, pertanda bawah yang telah mendapatkan pengurapan di tangan sudah sudah untuk makan jenis makanan baru yang baru saja dipanen. 

Setiap tahun ada dua kali tradisi tahan feu. Acara tahan feu pertama adalah ketika tanaman jagung para petani sudah bisa dimakan. Anak, cucu dan keluarga akan datang ke rumah adat membawa jagungnya. Dimasak lalu dimakan bersama setelah ada upacara pegurapan telapak tangan.

Tahan feu kedua adalah setelah panen padi dan musim kacang turis atau kacang gude sudah bisa dipanen untuk dimasak. Di Biboki, kacang gude biasa dimasak bersama dengan nasi atau jagung yang dinamakan jagung katemak. 

Kata-kata yang disampaikan oleh tua adat dalam tuis nimaf (pengurapan tangan) biasanya sama. Namun mengadung beberapa makna sebagai berikut:

  • Pertanda orang yang diurapi telapak tangannya sudah boleh makan hasil panen baru dalam tahun berjalan. Pangan yang biasa dimakan setelah melalui tradisi ini adalah nasi dari beras ladang dan kacang turis atau gude.
  • Diingatkan untuk tidak mengambil milik orang dalam perjalanan. Dengan kata lain, tidak mencuri milik orang. 
  • Dengan adanya tusi nimaf, seseorang yang mendapatkan pengurapan di telapak tangannya akan direstui oleh leluhur untuk bekerja lebih rajin dan mendapatkan hasil yang lebih banyak lagi.

Buah/biji kacang gude warna hitam, dimasak bersama beras hasil panen tahun berjalan dalam acara tahan feu (dok foto: distanpangan.baliprov.go.id)
Buah/biji kacang gude warna hitam, dimasak bersama beras hasil panen tahun berjalan dalam acara tahan feu (dok foto: distanpangan.baliprov.go.id)

Demikian tradisi tahan feu dan tah feu yang masih dipertahankan di kampung saya, Biboki. Semoga tetap dilestarikan dari generasi ke generasi, termasuk pesan moral yang terkandung di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun