Beberapa tahap, saya dapatkan informasinya dari salah satu orang tua asli Lampung, ditambah informasi dari media.Â
Diawali dengan Nindai atau nyubuk. Dalam tahap ini, orang tua calon mempelai pria akan menilai wanita yang bakal dipersunting oleh putera mereka.Â
Selesai tahap ini, akan berlanjut ke jenjang bernama Nunang atau melamar. Â Hari baik ditentukan, lalu orang tua pria akan datang melamar calon isteri.Â
Dalam tahap Nunang ini, rombongan calon mempelai pria membawa serta kue, dodol, alat merokok, dan tempat sirih pinang dengan jumlah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Bersamaan dengan Nunang juga dilakukan acara Nyirok atau ngikat. Saat ini, orang tua calon mempelai pria akan mengikat calon isteri dengan benang tiga warna. Tak lupa pula, ada pemberian berupa barang-barang berharga seperti emas dan kain dari calon mempelai pria.
Tahap keempat, namanya berunding. Calon mempelai pria mengirimkan utusan menanyakan mas kawin, uang jujur dan adat apa yang akan digunakan dalam pernikahan nanti. Termasuk menentukan acara akad nikah.
Selanjutnya calon mempelai wanita akan melakukan proses mempercantik diri. Sesimburan, yaitu mandi lalu dilanjutkan dengan betanges atau mandi uap. Selanjutnya berparas seperti merapikan alis mata, kuku, dan aktifitas mempercantik diri lainnya.Â
Ini hanya sedikit tentang sapaan Tabik Pun dan beberapa budaya khas Lampung. Masih banyak budaya Lampng yang sampai saat ini belum terekspos hingga dikenal oleh banyak orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H