Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Kopi Kingkong Pangkal Pinang dan Kemplang Bangka

5 Mei 2023   05:44 Diperbarui: 5 Mei 2023   12:57 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertama kalinya menikmati Kingkong black coffee asli Pangkal Pinang. Terima kasih bu Theresia Martini untuk kopi nikmatnya dokpri)

Satu lagi kopi Nusantara yang bisa kunikmati. Bukan kopi Lampung atau NTT yang sering kuseruput  kala pagi atau menjelang sore hari. Tetapi ini adalah kopi Kingkong merah. 

Bagi penikmat kopi Nusantara, barangkali penasaran. Darimanakah gerangan si Kingkong merah ini? Sebab kopi yang satu ini jarang dijumpai di kedai kopi.

Mungkin ada, tetapi hanya di kafe kopi lokal. Tidak seperti kopi Nusantara lain semisal Torabika, Gayo Aceh, Kintamani Bali, Kerinci Riau, Bajawa Flores,  Mandailing Medan, Wamena Papua atau Robusta Lampung. 

Bahkan kopi Nusantara tersebut tak disebutkan dalam menu minuman kopi di kafe populer. Sering terdengar aneh bagi yang bukan penikmat kopi di kafe pop. 

Nama-nama kopi Nusantara imi kalah dengan jenis kopi racikan semisal Latte, Cappuccino, Americano, Espresso, Doppio dan Cortado. 

Atau Macchiato, Mocha, Flat White, Affogato, Cafe au Lait, Iced Coffee dan Cold Brew. Mungkin juga sederatan nama asing lainnya yang kurang familiar bagi peminum kopi pinggiran seperti saya. 

Kembali ke cerita kopi Nusantara. Kingkong merah adalah kopi asal Pangkal Pinang, Bangka. Kemarin sore (4-5-2023), akhirnya saya bisa menikmati secangkir kopi ini bersama dua rekan kerja.

Secangkir kopi Kingkong merah asal,Pangkal Pinang (dokpri)
Secangkir kopi Kingkong merah asal,Pangkal Pinang (dokpri)

Kok bisa menyeruput si Kingkong merah ini? Beri tahu nggak ya?  Kopi asli Pangkal Pinang ini adalah kiriman dari salah satu sahabat baik di Kompasiana, Theresia Martini. 

Tahu kan, Theresia Martini adalah seorang ibu guru asal Kota Pangkal Pinang, Provinsi Babel. Kalau belum kenalan, boleh intip puisi-puisinya. Gratis, tak dipungut biaya. Indah dan bernas kan puisi-puisinya di Kompasiana?  

Di Pangkal Pinang, kopi Kingkong merah termasuk dalam lingkup UMKM. Profil singkat yang ditulis dalam kukm.babelprov.go.id menyebutkan kekhasan kopi ini.

Cita rasanya enak, kental dan memiliki aroma yang khas. Proses produksinya juga masih tradisional, menggunakan penggorengan kopi, bukan mesin.

Rasanya ciri yang disebut itu tepat. Baru pertama kali nyeruput, langsung merasakan cita rasamya.

Kopi dan Aneka camilan khas dari Bangka (dokpri)
Kopi dan Aneka camilan khas dari Bangka (dokpri)

Pemasaran kopi Kingkong ini sudah menjangkau seluruh Provinsi Babel dan Kota Palembang. Bahkan sudah merambah Jakarta. Pemasaran secara online juga memungkin produk kopi ini bisa menyebar  kemana-mana. 

Kemplang Bangka

Sebenarmya ada beberapa camilan khas Bangka yang turut serta dikirim oleh sahabat saya tadi. Namun saya lebih tertarik pada produk yang namanya Kemplang. 

Selama ini, saya hanya mengetahui kalau Kemplang itu identik dengan Palembang dan Lampung. Nampaknya saya kurang referensi. Ternyata ada juga Kemplang asli Bangka.

Meskipun dari daerah yang berlainan, kerupuk Kemplang  ini terbuat dari bahan dasar yang sama. Ikan tenggiri dicampur tepung tapioka dan ditambah penyedap rasa. 

Adonan ini lalu dikeringkan kemudian dipanggang atau digoreng. Jadilah, kemplang bakar dan kemplang goreng. Juga ada  sambalnya yang dibungkus tersendiri. 

Kemplang Mangkok khas Bangka (dokpri)
Kemplang Mangkok khas Bangka (dokpri)

Kemplang dapat dinikmati seperti camilan. Atau dapat dimakan seperti krupuk bersama hidangan makanan sehari-hari. 

Nusantara kita memang sangat kaya. Alamnya menyediakan begitu banyak sumberdaya unruk dikelola. 

Sementara manusianya cukup kreatif mengelola alam tersebut. Jadinya, kita punys aneka produk khas daerah. Semuanya adalah kekayaaan Nusantara kita. 

Kerupuk cumi, enak juga (dokpri)
Kerupuk cumi, enak juga (dokpri)

Terima kasih untuk sahabat saya Theresia Martini.  Bisa ngopi dan menikmati camilan  khas Pangkal Pinang, Bangka setelah kembali dari mudik Lebaran tahun ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun