Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Utusan Pipit Mati Dikeroyok Sepasang Elang

30 April 2023   10:09 Diperbarui: 30 April 2023   12:03 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah terbang beberapa saat, pipit muda pun mendapatkan sepasang elang ini. Mereka berdua sementara bersantai ria di sarang nan megah. Tempatnya dibangun di atas batu besar yang menjulang tinggi, mengalahkan tingginya pepohonan di sekitar. 

Tanpa rasa takut, si pipit muda pun mendekat. "cit..cit..cit.., apa khabar elang nan perkasa. Salam sejahtera bagimu. Saya membawa titah dari paduka raja burung yang memerintah atas segala jenis burung yang ada di sini".  

Ilustrasi foto: id.pinterest.com
Ilustrasi foto: id.pinterest.com

Ketahuilah bahwa perbuatan kalian itu sudah didengar oleh raja kita. Karenanya, beliau mengutus aku untuk menyadarkan kalian. 

Raja kita masih membukakan pintu hatinya, apabila kalian bertobat dan tidak lagi melakukan perbuatan yang merugikan rakyat, bangsa dan negara kita.

Ha...ha...ha....! Elang jantan tertawa dengan keras. Saking kerasnya sampai-sampai sarang mereka pun ikut bergoyang akibat kekuatan suara disertai gerakan badan sang elang jantan. 

"Apa yang kamu bilang wahai pipit kecil tak berdaya, ada raja burung selain kami?" timpal si betina sambil terkekeh-kekeh tak mau kalah dengan pejantannya.

"Kamilah raja burung itu, wahai si makhluk tak berdaya," sambar si elang jantan sambil terbang mendekat, mencoba menakut-nakuti pipit muda. 

Pipit muda yang sudah siap berkorban tak undur jua. "Sekali lagi, saya katakan agar anda bertobat dan segera berhenti melakukan tindakan yang merugikan rakyat, bangsa, dan negara kita. Itu titah dari rajaku, rajamu, raja kita semua, ha..."!

Tak sabar lagi, si elang betina pun langsung menyambar pipit muda yang belum menyelesaikan kata akhirnya. Dirobeknya mulut mungil si pipit dengan paruhnya yang besar nan tajam itu. Sementara kedua tangannya yang kokoh, mencengkeram dengan penuh, badan pipit malang itu.

Tak yakin dengan apa yang sementara dilakukan betinanya, elang jantan ikut mematuk mata, dan mencabut seluruh bulu pipit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun