Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menolak Secara Halus Saat Dititipi Barang di Bandara

19 April 2023   09:40 Diperbarui: 19 April 2023   09:43 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap bepergian baik lewat darat, laut maupun udara selalu bertemu dengan tipe penumpang lain yang terlihat kewalahan. Membawa seabrek barang ditambah lagi dengan menggendong anak kecil. Ada yang memang karena pulang kampung permanen. Tetapi ada pula yang sekedar mudik untuk menengok kampung halaman.

Siapa sih yang tidak akan 'jatuh hati' melihat pemandangan seperti itu. Niat membantu tentu selalu ada. Tetapi tentu saja, perlu dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai maksud baik kita mendatangkan persoalan bagi diri kita sendiri. 

Pengalaman teranyar saya  pada hari Jumat (14 April 2023) lalu. Dari Radin Inten II Lampung, saya hanya membawa tas berisi laptop dan dua potong pakaian. Sementara, oleh-oleh kemplang yang saya kemas di kardus dinyatakan tidak lolos untuk dibawa masuk pesawat dan disimpan di dalam bagasi penumpang. 

Saya agak keberatan ketika petugas meminta kardus berisi kemplang itu masuk ke bagasi barang. Alasan saya sekenanya saja, di dalam kardus itu makanan dan bisa penyok jika masuk bagasi barang. Lagi pula, sangat ringan dan beratnya tak melebihi 5 kg. Namun dengan sopan petugas check in menyatakan, persoalannya ada di ukuran barangnya. Jadi tak bisa dibawa masuk. 

Ya sudahlah, saya mengiyakan petugas untuk menjalankan pekerjaannya. Untung sebelum maju ke bagian pelaporan tiket, saya sempat menggunakan jasa pembungkusan bagasi alias luggage wrapping service dengan membayar jasa sebesar IDR 50.000. Daripada berantakan dan tak dapat dimakan, ya mending merogoh sedikit tambahan kocek dan barang menjadi aman.

Seorang penumpang pernah mengenakan pakaian berlapis untuk mengurangi berat koper hingga 2,5 kg dan menghindari pembayaran (dok foto: beritatrans.com)
Seorang penumpang pernah mengenakan pakaian berlapis untuk mengurangi berat koper hingga 2,5 kg dan menghindari pembayaran (dok foto: beritatrans.com)

Ketentuan ukuran dan berat barang yang dibawa masuk pesawat sebenarnya tergantung pada masing-masing maskapai seperti yang diulas dalam salah satu travel terbesar di Indonesia. Namun umumnya ukuran koper yang diperbolehkan adalah sekira 56cm x 45cm x 25cm. Ukuran ini sudah termasuk roda dan gagang koper.  Kalau barang semisal kardus ya tergantung pada pertimbangan petugas check in di bandara. Sementara beratnya tak lebih dari 7 kg. Ini berat total untuk seluruh barang bawaan ya. 

Menolak Permintaan Seorang Ibu Sharing Bawaan

Karena beda pesawat dan waktunya yang cukup lama, maka saya memutuskan untuk tidak check in sekalian hingga Kupang. Bisa santai-santai dulu di Soetta sebelum melanjutkan perjalanan ke Kupang, transit di Juanda Surabaya. Lagi pula, saya harus mengambil bagasi terlebih dahulu di bandara Soetta. 

Bagasi pesawat, sekalipun lumayan aman sebaiknya dipastikan keamanannya hingga barang tidak rusak (dok foto: phinemo.com)
Bagasi pesawat, sekalipun lumayan aman sebaiknya dipastikan keamanannya hingga barang tidak rusak (dok foto: phinemo.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun