Energi pun semakin banyak dicurahkan untuk memikirkan  strategi, bagaimana memenangkan perseteruan itu. Sebab, kemenangan satu pihak nampaknya lebih memuaskan.Â
Jika lebih banyak berkutat dengan perdebatan panjang tanpa solusi, maka nampaknya pembangunan pun tak akan maju-maju. Pada akhirnya, bangsa kita akan semakin tertinggal dari negara lain.
Paling tidak, saat ini negara-negara tetangga kita sudah lebih maju. Di bidang olahraga misalnya. Kita sudah kesulitan untuk menjadi juara umum SEA Games. Sepak bola dan badminton pun kita sudah tidak menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.Â
Di dunia kerja, Malaysia telah menyedot tenaga kerja dari Indonesia untuk bekerja di kebun-kebun kelapa sawit mereka. Dan masih banysk contoh  lain. Kita semakin tidak maju karena ribut sendiri. Apa-apa diributkan.Â
Rakyat Capek Menonton Perseteruan PeJabat
Banyak rakyat sudah bosan menonton suguhan perseteruan antarpejabat. Saban hari yang ada lebih banyak tentang saling sindir, saling menyalahkan dan saling gertak.Â
Rakyat sangat muak, melihat kegiatan para pejabat yang lebih mempertimbangkan karier politiknya. Â Padahal mereka hadir di sana untuk memperjuangkan nasib rakyat.Â
Rakyat marah besar. Ternyata pajak yang dipungut dari rakyat dari berbagai sektor malah diselewengkan. Dikorupsi dan seringkali dipamerkan. Tidak malu bahwa apa yang dipamerkan itu adalah hasil dari mencuri. Sekalipun hanya oknum, ya tetap mencoreng nama baik lembaga.Â
Padahal, rakyat sangat berharap bahwa pejabat negara pun pejabat publik kita, bekerja secara bersama-sama. Saling bersinergi untuk mengatasi persoalan yang ada.Â
Temuan kasus Rp 349 T di Kemenkeu seharusnya ditanggapi bersama dan ditindaklanjuti secara serius. Tidak menimbulkan huru-hara di tengah masyarakat saja.Â
Rakyat menanti bukti, bukan saling silang kata. Tetapi tindakan, bekerjasama untuk menemukan aktifitas yang merugikan negara. Â Kemudian bisa merampas kembali harta para pelaku untuk negara. Dan menjebloskan mereka ke dalam penjara.Â