Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asa Seorang Ibu Penjual Sayur Keliling

26 Februari 2023   18:15 Diperbarui: 27 Februari 2023   05:42 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tomat Lahurus, salah satu tomat lokal NTT. Rasanya tak terlalu masam, dapat dijadikan sebagai tomat buah (dok pribadi) 

Tanpa banyak kata, ia mengambil pesanan pembeli. Ditambahnya sedikit tomat dan lombok. Nampaknya ia ingin memuaskan pembeli yang minta persen.

Dengan cekatan, dibereskan kembali dagangannya. Tak lupa pamit sama tuan runah dan melanjutkan perjalanannya. Menjajakan sayurannya. 

"Kangkung.....sawi....tomat....lombok...."!. Teriaknya sambil berusaha memperbaiki mantek hujan yang dikenakannya.

Tomat Lahurus, salah satu tomat lokal NTT. Rasanya tak terlalu masam, dapat dijadikan sebagai tomat buah (dok pribadi) 
Tomat Lahurus, salah satu tomat lokal NTT. Rasanya tak terlalu masam, dapat dijadikan sebagai tomat buah (dok pribadi) 

Dari seberang jalan terdengar teriakan lagi. "Mama...beli sayur"! Dan dengan penuh semangat ia mendatangi asal suara tadi.

Hujan makin deras. Sang ibu penjual sayuran berteduh di garasi pemilik rumah. "Sini saja mama, di dapur!" Teriak empunya rumah. 

"Mama kasih tomat 10 ribu, lombok 10 ribu. Kangkung dan sawi ju masing-masing 10 ribu", si ibu pembeli menyodorkan 2 lembar uang dua puluh ribu.

Di luar hujan menjadi-jadi. Diiringi sambaran kilat dan guntur nan menggelagar. Pemilik rumah meminta penjual berteduh dulu. 

Dan segelas teh hangat plus pisang rebus disuguhkannya. Ibu penjual menyambutnya dengan enggan dan malu-malu. 

Ditemani segelas teh, pembeli dan penjual terlibat perbincangan ringan nan lancar. 

Rupanya ibu penjual sayuran ini memiliki 3 anak.  Si sulung telah bekerja sebagai ASN di salah satu kantor dinas. Sementara yang kedua pergi merantau. Menjadi pekerja sawit di Malaysia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun