Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Prinsip Mendukung Pembangunan Komunitas Petani

9 Februari 2023   14:18 Diperbarui: 10 Februari 2023   18:44 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memelihara ikan di tempat yang sederhana adalah pilihan para ibu, sesuai dengan kemampuan mereka. Intinya, bisa panen (dok pribadi)

Setiap orang, tentu saja memiliki hak untuk mengembangkan hidupnya menjadi lebih baik. Dari yang kurang mampu menjadi lebih mampu. Dari yang kurang tahu menjadi lebih tahu dan terampil dalam melakukan sesuatu.

Tak terkecuali, para petani yang hidup di desa.  Mereka memiliki tujuan hidup yang ingin diraih, melalui berbagai rutinitas harian. Bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan sesama komunitas. Hidup dalam situasi damai, tak saling bermusuhan tetapi bertolong-tolongan ketika salah satu keluarga menghadapi kedukaan atau hajatan besar.

Sekalipun mereka kurang mendapatkan berbagai akses berupa teknologi dan informasi, sarana dan prasarana, dan fasilitas publik lainnya, bukan berarti mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih rendah. Bahkan mereka memiliki keahlian alami yang diwariskan oleh orang tua atau akibat mencoba melakukan sesuatu melalui latihan secara mandiri.

Karenanya, pendekatan pembangunan yang ingin dilakukan oleh pihak luar harusnya berdasarkan pada apa yang dibutuhkan. Tak sekedar membawa bantuan dari luar, atau mencoba membawa model dari luar yang belum tentu cocok untuk diterapkan.

Pendekatan pembangunan sudah sepantasnya berbasis pada aset yang mereka miliki, Asset Base Community Development (ABCD). Mereka punya aset. Ada modal sumberdaya manusia, sumberdaya alam, finansial, fisik, dan sosial. Hanya saja, perlu dorongan yang lebih kuat lagi agar aset-aset yang dimiliki para petani di desa, benar-benar dimanfaatkan.

5 prinsip mendukung komunitas petani ala BWKM (dok pribadi)
5 prinsip mendukung komunitas petani ala BWKM (dok pribadi)

Kehadiran orang atau lembaga dari luar, harus didasarkan pada usaha mendukung. Bukan untuk mengambil alih peran dan fungsi mereka. Comdev BWKM, salah satu pihak luar yang ingin terlibat dalam usaha pembangunan petani desa juga sadar akan hal ini. Karenanya, mereka melakukan 5 prinsip pendekatan mendukung.

Prinsip pertama, mendukung gizi keluarga

Ketika hadir di desa dan melihat anak-anak makan mie instant plus nasi putih, rasanya memang kurang afdol. Namun tak serta-merta pula kita menegur ibundanya. Lebih baik melakukan pendekatan, mengajak para ibu menanam sayuran di pekarangan. Juga memelihara ikan di samping rumah.

Pada dasarnya, setiap rumah petani ada tempat yang dapat dijadikan sebagai lahan sayuran. Kalau pun tak dapat bertanam di tanah, kita dapat mengajak para ibu untuk bertanam di kaleng atau karung bekas. Bertanam sayuran dipekarangan, membuat lingkungan rumah menjadi hijau dan rindang. Dan ketika sudah nampak hasilnya, kita dapat memanen sayuran tersebut.

Prinsip kedua, mendukung ekonomi keluarga

Selain mendukung gizi keluarga, aneka sayuran dapat ditanam dalam skali yang lebih besar dengan tujuan dijual. Sebagian kecil dimakan untuk memenuhi gizi keluarga, dan sebagian lain dijual untuk menopang ekonomi keluarga.

Mengajak petani untuk bertanam itu ada tantangannya sendiri, sebab seringkali petani merasa sudah sangat paham dalam kegiatan bertani (dok pribadi)
Mengajak petani untuk bertanam itu ada tantangannya sendiri, sebab seringkali petani merasa sudah sangat paham dalam kegiatan bertani (dok pribadi)

Prinsip ketiga, mendukung pengetahuan dan keterampilan keluarga

Siapa bilang komunitas petani tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan?  Ada dan banyak. Hanya saja, mereka seringkali menganggapnya sebagai bagian dari kerja.

Saya pribadi belajar dari petani lain, bagaimana melakukan teknik sambung pucuk pada kopi atau sambung samping pada kakao. Mereka sangat cekatan. Saya baru mendapatkan satu sambungan, mereka sudah mendapatkan sepuluh.

Ya, di sini terjadi saling sharing pengetahuan yang baik. Abah Romli, tempat saya belajar sambung pucuk kopi misalnya, kurang memahami bagaimana mengambil entres atas yang baik. Saya yang sedikit banyak membaca kriteria batang atas dan bawah, menyarankan untuk mencari yang terbaik.

Prinsip keempat, mendukung program pemerintah di desa

Pemerintah desa memiliki tanggung jawab untuk membangun desanya. Pemdes punya RPJM Desa dan RKT Desa yang cukup lengkap. Karenanya, kurang eloklah apabila ingin membantu tetapi tanpa permisi langsung mengajak masyarakat untuk melakukan sesuatu.

Pemerintah Desa hingga level dusun dan RT akan sangat senang dan terbuka apabila ada pihak lain yang ingin berkontribusi, ikut membangun masyarakatnya. Apabila ada koordinasi yang baik, maka pembangunan akan bisa mencakup seluruh masyarakat dan wilayah yang ada di daerah tersebut.

Memelihara ikan di tempat yang sederhana adalah pilihan para ibu, sesuai dengan kemampuan mereka. Intinya, bisa panen (dok pribadi)
Memelihara ikan di tempat yang sederhana adalah pilihan para ibu, sesuai dengan kemampuan mereka. Intinya, bisa panen (dok pribadi)

Prinsip kelima, mendukung program antisipasi perubahan iklim

Bisakah kegiatan yang dilakukan di daerah, mendukung program antisipasi perubahan iklim? Bisa. Berpikir tentang perubahan iklim, tak perlu jauh-jauh.

Membantu masyarakat untuk dapat memanfaatkan air sewajarnya dan membuat jebakan-jebakan air di kebun kopi merupakan upaya yang sudah termasuk dalam mendukung program tersebut. Termasuk di dalamnya, menanam pohon-pohon di sekitar.

Pohon-pohon itu tak hanya menghasilkan buah untuk dipanen. Kehadiran mereka juga dapat berkontribusi sebagai penyuplai oksigen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun