Ada dua keunggulan jeruk Mandarin dibandingkan dengan keprok lokal Indonesia. Dari aspek ketersediaan, jeruk Mandarin tersedia sepanjang musim. Sedangkan keprok lokal Indonesia bersifat musiman.
Dari harga pun, relatif lebih murah. Di lapak pinggir jalan, seringkali kita mendapatkan harga buah keprok lokal Indonesia lebih mahal daripada jeruk Mandarin. Belum lagi dari aspek emasan, kehadiran buah impor lebih menarik daripada buah lokal yang ditumpuk begitu saja.
Apabila ingin mengurangi buah-buahan impor, maka mau tidak mau pemerintah harus mendorong pengembangan buah-buahan tropis Indonesia dengan serius. Dari jeruk saja misalnya. Di NTT, kita memiliki keprok Soe. Di Jawa Barat ada keprok Garut, keprok Batu dan Pulung dari Jawa Timur atau keprok Tawangmangu dari Jawa Tengah.
Penelitian dan pemgembangan di bidang teknologi pertanian, khususnya untuk jeruk tak sekedar menjalankan rutinitas, atas menghabiskan anggaran yang telah dialokasikan untuk kegiatan itu. Tetapi melahirkan inovasi-inovasi baru. Termasuk di dalamnya, menggunakan teknologi rekayasa agar membuat buah-buahan lokal Nusantara dapa berbuah sepanjang musim.
Semoga suatu waktu, buah lokal Nusantara, termasuk aneka keprok Indonesia mendominasi negerinya sendiri. Juga menjadi komoditas andalan ekspor kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H