Tanggal 20 Desember dirayakan sebagai ulang tahun Provinsi  Nusa Tenggara Timur (NTT). Tepatnya, Provinsi NTT terbentuk pada tanggal 20 Desember 1958. Dengan UU Nomor 64 Tahun 1958, Provinsi NTT pun terbentuk, bersama-sama dengan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Saat pembentukan, Provinsi NTT hanya memiliki 12 kabupaten dan 2 koordinator. Namun kini telah berkembang menjadi 22 daerah administratif (21 kabupaten dan 1 Kota) akibat pemekaran beberapa kabupaten. Tidak menutup kemungkinan, masih akan bertambah sesuai kebutuhan. Sementara, wacana pembentukan Provinsi Flores belum terwujud hingga kini.
Sebelumnya, tiga provinsi ini dikenal dengan sebutan Sunda Kecil. Salah satu provinsi dari 8 provinsi yang terbentuk sesaat setelah kemerdekaan Indonesia. Ke-8 provinsi tersebut adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Kalimantan, dan Sulawesi.
Daerah Miskin
"Modernisasi Proses Pembangunan Wujudkan NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera", adalah tema HUT Provinsi NTT ke-64 tahun ini. Tema ini, nampaknya  digunakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT untuk melakukan refleksi perjalanan panjang provinsinya selama 64 tahun.
Tentang bagaimana perjuangan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya yang berada di bawah garis kemiskinan. Sebab, selama ini NTT termasuk provinsi yang memiliki angka kemiskinan tinggi. BPS menempatkan NTT sebagai provinsi termiskin ke-3 (data semester 1, Maret 2022) dengan persentase penduduk miskinnya sebesar 20,05%. Sedikit lebih baik dari Papua Barat (21,33%) dan Papua sebagai peringkat tertinggi dengan persentase angka kemiskinan hingga 26,56 persen.
Kondisi kesehatan pun sering menjadi persoalan nasional. Angka stuntingnya tinggi, meskipun ada trend penurunan angka dari tahun ke tahun. Data tahun 2021 (katadata.co.id) menempatkan NTT sebagai provinsi tertinggi dalam persoalan stunting (37,8%). Dengan kata lain, 1 dari 3 anak Balita NTT mengalami stunting. Sementara posisi kedua dan ketiga adalah Provinsi Sulawesi Barat (33,8%) dan Aceh (33,2%).
Dalam HUT NTT ke-64 ini, pemerintah dan seluruh masyarakat perlu melakukan refleksi. Mampukah NTT meninggalkan statusnya sebagai daerah miskin dan stunting? Apakah NTT mampu memanfaatkan semua potensi daerahnya dan sumbangan nasional untuk mengatasi problematika yang ada?Â
Kontribusi NTT untuk Indonesia
Dibalik problematikanya, NTT juga punya kontribusi nyata terhadap pembangunan Indonesia seutuhnya. Dan ikut mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Beberapa kontribusi nyata NTT dapat dilihat dalam beberapa sektor ini.
PariwisataÂ
Pariwisata merupakan sektor penting bagi NTT. Alam dan kebudayaannya sangat menarik untuk dijadikan sebagai destinasi wisata, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara.
Data Pemprov NTT tahun 2021 menyebutkan, terdapat 1.305 obyek tujuan wisata yang tersebar di 21 kabupaten dan 1 kota di NTT. Sebanyak 643 merupakan Obyek Dengan Tujuan Wisata (ODTW) alam. Lalu 536 masuk ODTW budaya, dan 126 ODTW minat khusus.
Semua kabupaten di NTT memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan. Wisata Komodo di Flores menjadi salah satu tujuan wisata dunia saat ini. Memerlukan pengelolaan yang serius, sehingga kawasan wisata ini tetap menjadi salah satu destinasi wisata dunia, sekaligus tetap melestarikan binatang purba si Varanus komodoensis dan habitatnya.
Danau 3 warna Kelimutu, juga menjadi daya tarik untuk dikunjungi. Pulau-pulau kecil nan indah, menjadi daya tarik tersendiri. Semua laut dan pantai di NTT memiliki ddaya tarik sendiri untuk dikunjungi. Nemberalla di Rote, Pulau Kepa dan sekitarnya di Pulau Alor.
Selain alamnya, budaya NTT juga mengagumkan. Ada kuburan batu di Sumba, rumah dan perkampungan adat yang masih terawat dengan baik di Bena (Ngada), Boti (TTS) atau Tamkesi di TTU.
Wisata religiusnya juga mengundang perhatian dari para wisatawan. Sebutlah prosesi Jumat Agung Samana Santha di Larantuka. Atau tradisi Kote di Noemuti, TTU. Belum lagi wisata gua-gua Maria yang biasanya ramai dijadikan tempat ziarah.
NTT, sangat kaya dengan aneka tenun ikatnya. Setiap daerah, memiliki ciri khas sendiri. Hingga kini, tenun ikat masih tetap dipertahankan. Bahkan, Dekranasda sendiri selalu berupaya untuk mengenalkan tenun ikat ini melalui berbagai pameran di dalam dan luar negeri.
Sasando, merupakan alat musik Indonesia asal NTT. Alat musik berdawai dengan tambahan sasando ini tak kalah uniknya dengan alat musik asal daerah lain seperti angklungnya Jawa Barat atau kolintang dari Sulawesi Utara.
Beberapa lokasi memang masih sulit dijangkau dan minim fasilitas. Namun pemerintah NTT tetap membangunan akomodasi, termasuk mendorong pihak swasta untuk melakukan sejumlah investasi.
Hingga tahun 2021, Pemprov NTT mendata ada 35 hotel bintang dan 470 hotel non bintang. Hotel bintang tersebar di Kota Kupang (17 hotel), Manggarai Barat (11), Sumba Barat (3), Alor (2) dan Sikka (2). Sedangkan hotel non bintang tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada di NTT.
PeternakanÂ
NTT dikenal sebagai daerah penghasil ternak. Babi dan sapi potong, merupakan dua ternak terbanyak yang diusahakan di NTT. Tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTT. Lima ternak lain, sapi perah, sapi kerbau, kuda, kambing dan domba.
Tiga kabupaten penghasil ternak sapi terbanyak di NTT adalah Kupang (254.759 ekor), disusul oleh TTS (206.644 ekor) dan TTU (161.889 ekor). Sementara penghasil babi terbanyak adanya di Kabupaten Kupang (525.445 ekor), TTS (240.887 ekor) dan Sumba Timur  dengan jumlah 179.568 ekor (NTT dalam angka 2021).
Pendidikan dan OlahragaÂ
Ada juga tokoh-tokoh di tingkat nasional asal NTT. Sebutlah pahlawan nasional Prof Herman Yohanes dan W.Z. Yohanes. Ada pula ekonom dan politisi alm. Frans Sedha . Termasuk beberapa putera NTT yang pernah atau sedang menjadi menteri seperti dr. Nafsiah Mboy, Jacob Nuawea dan Johny G. Plate.
Di bidang olahraga, NTT termasuk penyumbang atlet yang beprestasi di kancah internasional. Pelari-pelari top seperti alm. Eduardus Nabunome, Osias Kamlase dan Fery Subnafeu, dan beberapa atlet berprestasi lain di bidang atletik.
NTT juga berkontribusi bagi Indonesia di kancah internasional melalui olahraga bela diri. Beberapa diantaranya menyumbangkan medali untuk Indonesia dalam event internasional. Misalnya Ronaldo Neno (perak Sea Games 2021), tiga emas kejuaraan dunia Kempo 2017 di AS.
Juga kontribusi lain melalui Karate dan Taekwondo. Juga ada kontribusi lain dalam dunia olahraga, seperti Hermensen Ballo melalui olahraga tinju.
Catatan Kecil
NTT tak hanya memberi kontribusi terhadap persoalan nasional. Tetapi provinsi ini juga memiliki kontribusi positif dalam pembangunan Indonesia seutuhnya. Termasuk di dalamnya, ikut menjaga keutuhan NKRI dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Dirgahayu NTT ke-64. Bangga lahir, tumbuh, besar dan berkarya bersamamu. Mari membangun NTT untuk kesejahteraan masyarakat Flobamora dan demi kejayaan Nusantara kita. NTT sejahtera, memperkuat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H