Hampir semua orang mengenal pepatah berikut, 'Bagai buah simalakama, dimakan ibu mati tak dimakan ayah mati'. Suatu pilihan sulit dan tidak mengenakkan. Keputusan yang serba salah, mumet untuk dipilih salah satunya.
Entahlah, siapa yang menciptakan pepatah ini dan sejak kapan mulai digunakan untuk melukiskan pilihan yang sulit tersebut. Dan mengapa buah simalakama yang dijadikan sebagai perumpamaan untuk kondisi dimaksud. Dahulu, buah Simalakama ini tumbuh di Pulau Sumatera sehingga digunakan sebagai perumpamaan dalam bahasa Melayu.
Buah Simalakama tersebar di seluruh wilayah Nusantara kita. Di dalam dunia tumbuh-tumbuhan, buah Simalakama dikenal dengan nama ilmiah Phaleria macrocarpa. Kita mengenalnya sebagai buah Mahkota Dewa.Â
Mahkota Dewa merupakan tanaman asli Indonesia asal Papua. Karenanya Phaleria macrocarpa juga memiliki sinonim Phaleria papuana, di samping beberapa nama lainnya.
Sekilas Ciri Fisik Pohon Simalakama
Pohon Simalakama, sering ditanam orang di pekarangan atau di tepi jalan. Selain sebagai peneduh, sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu. Memiliki akar tunggang yang tumbuh menghujam ke bawah.
Tanaman Mahkota Dewa tidak terlalu tinggi, sekira 3 meter. Batangnya berkayu dan sistem percabangannya simpodial dengan arah pertumbuhannya serong ke atas. Simpodial merupakan tipe pertumbuhan batang yang didominasi oleh kuncup samping. Sedangankan pertumbuhan kuncup ujung lebih lambat.
Apabila kita amati maka Simalakama memiliki daun tunggal yang tumbuh saling berhadapan satu sama lain. Setiap helai daun berbentuk lonjong dan meruncing pada bagian ujung daunnya. Permukaan daun Mahkota Dewa terlihat licin dan tidak berbulu.
Mahkota dewa memiliki bunga majemuk, tersebar di batang atau ketiak daun. Biasanya tersusun sekitar 2-4 bunga, namun tak memiliki kelopak bunga. Warna bunganya putih menarik sehingga dapat difungsikan juga sebagai tanaman hias.
Buah tanaman ini berbentuk bulat. Berwarna hijau saat masih muda, tetapi berubah menjadi merah ketika sudah matang. Daging buah matangnya berwarna putih dan mengandung serat. Di dalam buah Mahkota Dewa ini terdapat biji yang mengandung racun. Jadi perlu berhati-hati terhadap biji Simalakama ini.
Simalakama: Antara Obat dan Racun
Saat ini, pohon Simalakama ini telah dikenal sebagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu. Dijual dalam bentuk buah segar hingga olahan yang telah dikeringkan dan tinggal dimanfaatkan. Lengkap dengan petunjuk pemanfaatannya.
Namun dibalik manfaatnya, terdapat pula racun yang membahayakan tubuh kita. Zat racun ini terdapat pada biji buah Mahkota Dewa yang berada di dalam daging buahnya. Biji beracun ini memiliki bentuk yang pipih. Â
Mengobati Penyakit Tertentu
Banyak sekali literatur yang membahas tentang manfaat dari tanaman Mahkota Dewa alias Simalakama ini. Sehatq.com menyebutkan, semua bagian tanaman Mahkota Dewa dapat dimanfaatkan, kecuali bijinya karena mengandung racun.
Dinkes Provinsi DI Ygoyakarta dalam websitenya mengulas beberapa manfaat dari Mahkota Dewa. Namun buah ini tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Harus melalui pengolahan terlebih dahulu agar dapat dikonsumsi dengan aman.
Kita dapat memanfaatkan kulit batangnya untuk teh herbal yang berkhasiat. Untuk mendapatkan ramuan teh ini, maka kita mengambil kulit luar batang Mahkota Dewa. Dijemur sampai benar-benar kering. Kulit yang telah kering sempurna ini direbus dalam kisaran 5-10 menit. Selanjutnya, diminum dalam keadaan hangat.
Selain batang, buah Makota Dewa juga diolah menjadi teh. Terlebih dahulu mengambil buahnya, dicuci dan diris kecil-kecil dan tipis. Jangan lupa, bijinya yang beracun harus dibuang. Lalu irisan buah ini dijemur hingga kering betul. Jika telah kering, dapat disimpan di wadah. Direbus seperti pemanfaatan irisan kulit batangnya.
Ekstrak buah Mahkota Dewa mengandung berbagai senyawa. Maryono Agung Libowo mengulasnya dalam repository.ump.ac.id, senyawa tersebut diantaranya dari golongan saponin, alkaloid, tanin, flavonoid dan fenol. Sementara kulit batangnya mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid.
Mahkota Dewa telah dimanfaatkan untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Halodoc.com menyebutkan berpotensi mengobati penyakit diabetes, asam urat dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Kegunaan lainnya adalah untuk mengatasi berbagai gangguan pada tubuh. Minuman teh Mahkota Dewa dapat digunakan untuk mengobati flu, batuk, sakit kepala dan mampu menurunkan kolesterol jahat. Selain itu, juga dapat membantu proses detoksifikasi pada tubuh dan mengatasi gejala alergi. Bahkan dapat membantu mengobati eksim seperti gatal, jerawat dan bisul.
Mengandung RacunÂ
Biji Mahkota Dewa, adalah bagian yang beracun dan berbahaya bagi manusia. Racun tersebut dapat menyebabkan mabuk, mulut bengkak-bengkak dan sariawan, Bahkan kejang-kejang dan pingsan. Demikian diinformasikan dalam jurnal phcogrev.com.
Para pakar dan konsumen yang pernah memanfaatkan Mahkota Dewa juga menyarankan agar mengkonsumsi bagian-bagian selain biji dalam kondisi segar, tetapi telah diolah dan dikeringkan.
Mari membiasakan diri dengan mengkonsumsi produk dengan tepat. Mencari informasi dari sumber-sumber terpercaya. Dokter, farmakolog, dan tenaga medis lainnya. Jangan sampai menyesal belakangan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H