Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buah Simalakama, Dimakan Ibu Mati Tak Dimakan Ayah Mati

14 Desember 2022   04:35 Diperbarui: 14 Desember 2022   04:45 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Mahkota Dewa yang telah dikeringkan dan dapat dikonsumsi dalam bentuk seduhan teh (dok foto: turmuzi via cendanews.com)

Kegunaan lainnya adalah untuk mengatasi berbagai gangguan pada tubuh. Minuman teh Mahkota Dewa dapat digunakan untuk mengobati flu, batuk, sakit kepala dan mampu menurunkan kolesterol jahat. Selain itu, juga dapat membantu proses detoksifikasi pada tubuh dan mengatasi gejala alergi. Bahkan dapat membantu mengobati eksim seperti gatal, jerawat dan bisul.

Mengandung Racun 

Biji Mahkota Dewa, adalah bagian yang beracun dan berbahaya bagi manusia. Racun tersebut dapat menyebabkan mabuk, mulut bengkak-bengkak dan sariawan, Bahkan kejang-kejang dan pingsan. Demikian diinformasikan dalam jurnal phcogrev.com.

Para pakar dan konsumen yang pernah memanfaatkan Mahkota Dewa juga menyarankan agar mengkonsumsi bagian-bagian selain biji dalam kondisi segar, tetapi telah diolah dan dikeringkan.

Buah Mahkota Dewa yang telah dikeringkan dan dapat dikonsumsi dalam bentuk seduhan teh (dok foto: turmuzi via cendanews.com)
Buah Mahkota Dewa yang telah dikeringkan dan dapat dikonsumsi dalam bentuk seduhan teh (dok foto: turmuzi via cendanews.com)

Mari membiasakan diri dengan mengkonsumsi produk dengan tepat. Mencari informasi dari sumber-sumber terpercaya. Dokter, farmakolog, dan tenaga medis lainnya. Jangan sampai menyesal belakangan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun