Air mata, seringkali muncul begitu saja tanpa dibendung. Ada air mata bahagia, pun air mata kesedihan. Semuanya sama-sama keluar, dalam bentuk air. Namun bedanya, air mata bahagia sering diiringi dengan muka yang bahagia dan jernih. Tersenyum sumringah. Sementara air mata kesedihan ditandai dengan mimik yang sedih, bahkan menangis sesunggukan.
Air mata itu pun keluar dari mata para atlet sepak bola selevel piala dunia. Keluar begitu saja, tak mampu dibendung. Menangis seorang diri, juga menangis berjamaah, sambil berpelukan. Sesuatu yang lumrah bagi manusia.
Namun, saya tidak menyaksikan air mata buaya di stadion sepak bola yang ada di Qatar sana. Tidak ada yang pura-pura menangis. Mereka menangis karena gembira, manakala timnya berhasil memenangkan pertandingan, Â terutama saat harus melakoni pertandingan hidup dan mati.
Segala kemampuan terbaik, skill individu dan kerja sama tim dikerahkan. Adu taktik dan teknik yang menentukan, apakah bakal mengangkut koper atau tetap 'merumput' sekali lagi pada laga berikutnya.
Mereka pun menagis sedih, manakala timnya kalah. Sambil berandai-andai, jika begini dan begitu maka tim akan memenangkan pertandingan. Jika umpan-umpan bola akurat berhasil dimanfaatkan oleh anggota yang lain maka pasti tidak kalah. Namun semua tinggallah cerita. Tak mungkin memutar kembali waktu untuk memainkannya lagi.
Mereka yang Menangis
Berikut atlet sepak bola yang tak kuasa menahan isak tangis ketika kalah dalam pertandingan sepak bola dunia 2022.
Cristiano Ronaldo
Mega bintang yang satu ini menangis terisak-isak setelah timnya dipermalukan oleh Maroko dalam pertandingan perempat final lalu. Tanpa basa-basi, ia pun keluar dari lapangan sambil menutup mata karena tangisan kekalahan.
Mungkin saja itu adalah tangisan penyesalan atau kekecewaan karena ia tidak mampu membawa timnya ke pertandingan berikutnya. Hanya mencapai perempat final. Padahal Portugal termasuk salah satu negara yang dijagokan untuk maju terus, paling tidak hingga semi final.
Neymar
Jika CR menangis di depan pemain Maroko, maka Neymar dan anggota timnya dibuat menangis oleh pemain-pemain Kroasia pada laga adu pinalti di babak perempat final.
Neymar, tidak mampu membawa tim Sambanya untuk melangkah lebih jauh lagi. Perempat final, adalah capaian tertinggi mereka untuk piala dunia 2022.
Inggris Menangis di Hadapan Perancis
Pemain-pemain Inggris pun menangis di hadapan pemain Perancis saat mereka kalah 1-2 Â dari Perancis pada laga perempat final di stadion Al Bayt, Â Al Khor (Minggu, 11-12-2022).
Padahal, tim Ingris pun bertaburan bintang. Mulai dari sang Kapten Harry Kane, Henderson, Mason Mount, Declan Rice, hingga Jude Bellingham.
Namun bola memang bundar. Susah ditebak. Dan selesailah perjuangan Inggris di piala dunia 2022. Mereka pun pergi menyusul Jerman dan Belgia yang tak mampu lolos dalam baka 16 besar.
Menanti Selebrasi Jawara World Cup 2022
Veni, vidi, vici. Saya datang, saya melihat, saya menaklukkan. Tak ada sesuatu yang paling membanggakan ketika pulang membawa kemenangan yang gemilang. Disambut dengan sorak-sorai. Disebut sebagai pahlawan yang diarak dan dielu-elukan.
Berbeda dengan pulang dengan membawa kekalahan. Jangankan ucapan terima kasih. Disambut pun tidak. Padahal, para utusan telah berjuang membawa nama bangsa dan negara.
Itulah sifat manusia. Selalu ingin menang, dan apresiasi untuk sang jawara pun tetaplah lebih meriah. Banjir pujian dan hadiah. Sementara yang kalah, sepi pujian. Bahkan panen omelan.
World Cup 2022 kini memasuki semi final. Kroasia kontra Argentina (Rabu, 14-12-22) dan Maroko versus Perancis (Kamis dini hari, 15-12.2022). Peluang masing-masing negara, tetaplah sama untuk maju ke final, puncak laga para atlet.
Bisa saja Kroasia versus Maroko atau Kroasia bertemu Perancis di final. Peluang yang sama pun demikian, Argentina kontra Maroko atau Perancislah yang bersua pemain-pemain Argentina di puncak laga piala dunia 2022. Semua masih mungkin, sebelum pertandingan dilakukan.
Siapapun yang menang dan kalah di semifinal, atau di final bakal menangis. Bedanya, ada yang menangis karena sedih lantaran kalah, dan ada yang menangis karena bahagia sebab mereka memenangkan pertandingan. Ada air mata duka dan air mata bahagia dalam waktu yang bersamaan.
Yang pasti, tak ada air mata buaya disana. Mereka menangis secara spontan. Sebagai manusia yang memiliki sisi melankolisnya. Â Menangislah, jika itu bisa membuat Anda lega.
Dan saat salah satu negara melakukan selebrasi kemenangannya, maka saat itu pesta pun bubar. Hingar-bingar perlahan menjadi sepi kembali. Kegiatan menonton bareng di kampung-kampung kita pun bubar. Tak ada air mata dan menunggu 4 tahun lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H