Adven: Menanti Tuhan dalam perjumpaan yang membawa perubahan. Demikian tema materi  rekoleksi  akhir tahun 2022 yang diikuti oleh siswa-siswi  dan guru TKK Canossa Kupang serta orang tua di Biara Claret Kupang (Sabtu, 10 Desember 2022).
Adven sendiri merupakan masa penantian sebelum natal tiba. Sedangkan rekoleksi pada dasarnya merupakan proses memanggil kembali, merenungi, dan merefleksikan  apa yang telah dilakukan di masa-masa silam. Lalu, diniatkan untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang kurang baik di masa kini dan mendatang.
Rekoleksi akhir tahun TKK Canossa Kupang, dilakukan secara terpisah. Siswa-siswi TKK Canossa (kelas A, B1,B2) difasilitasi oleh frater Claret bersama dengan guru TKK. Sedangkan orang tua siswa difasilitasi oleh Pater Valens, CMF bersama suster Selly, FdCC.
Di dalam rekoleksi khusus untuk para orang tua, Pater Valens menekankan pada perjumpaan dengan anggota keluarga, sahabat atau kenalan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Perjumpaan kembali dengan orang yang kita kasihi, tentunya sangat menyenangkan. Namun dalam hidup, sepanjang perjalanan kita banyak hal baru, termasuk orang-orang baru yang kita jumpai. Dan perjumpaan itu, mewarnai hidup kita. Menjadi suatu pengalaman yang berwarna-warni. Tak hanya bahagia, tetapi ada juga rasa kecewa dan amarah dalam perjumpaan itu. Manusiawi.
Perjumpaan, selalu membawa perubahan bagi orang-orang yang melakukannya. Ada yang berdampak bagi kerenggangan. Misalnya terjadi kesalahpahaman dalam perjumpaan tersebut. Tadinya saling akrab, tetapi karena perjumpaan dibumbui gos-gos alias gosipin orang atau sas-sus atau meniupkan desas-desus, akhirnya ketahuan jua. Dan persahabatan pun diakhiri. 'Pulang melalui jalan yang sama',  lalu tak berkhabar sama sekali. Perjumpaan model beginian, janganlah dilakukan. Demikian ditegaskan oleh Pastor Valens.
Perubahan yang diharapkan, adalah yang berjalan ke arah yang positif. Dari yang tidak punya apa-apa, menjadi memiliki. Dari yang kurang didikan, menjadi terdidik, dan sebagainya. Itu karena mereka bertemu dengan orang yang tepat. Yang mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Ya, kebaikan Tuhan yang dinyatakan melalui perantaraan orang lain.
Perjumpaan yang sangat mengharukan, seringkali kali terjadi pada keluarga atau sahabat  yang terpisahkan jarak yang jauh dan waktu yang lama. Terpisah karena sedang melakukan sesuatu untuk kepentingan hidup. Bekerja atau menempuh pendidikan.
Memang, saat ini komunikasi dapat dilakukan setiap waktu saat kita menginginkannya. Bertelepon, video call, atau chatting melalui berbagai fasilitas media sosial yang tersedia. Namun, perjumpaan secara fisik masih tetaplah belum tergantikan nilainya.
Seorang ayah yang kerja di tempat lain misalnya. Saban hari melakukan komunikasi dengan anggota keluarganya. Tetapi perjumpaan fisik tetaplah diperlukan untuk saling mencurahkan cinta dan kasih satu sama lain. Terhadap isteri dan anak-anak. Â Demikian juga sebaliknya.
Memeluk, menyentuh, dan mencium anak-anak dengan kasih sayang, itu sangat menyenangkan saat perjumpaan. Ketika seorang ayah dijemput di bandara oleh anggota keluarganya, rasanya begitu nyaman. Dunia serasa indah.
Sejenak mereka berpelukan. Si ayah menyerahkan tas dan oleh-oleh pada anggota keluarganya. Lalu berangkulan dan berjalan menuju kendaraan. Berangkat pulang ke rumah sambil tersenyum ceria sepanjang perjalanan.Â
Ah, perjumpaan yang membawa kebahagiaan. Tulus dan tanpa rekayasa. Hati menjadi nyaman, beban hidup terasa ringan. Hidup menjadi indah, bagi yang mencari dan menyelami keindahan itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI