Banyak literatur mengenai budidaya ikan lele yang dapat kita akses dan pelajari di berbagai media online. Tinggal dipelajari, lalu dibuatkan perencanaan yang baik sehingga usaha kita mendatangkan untung.
Produksi Lele di Indonesia
Lele, ternyata bukan asli Indonesia. Si Clarias gariepinus ini berasal dari benua Afrika. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1984. Setelah mengalami pengembangan, muncul beberapa lele seperti sangkuriang, lele dumbo, lele albino, lele mutiara, dsb.
Produksi lele di Indonesia cukup besar. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, produksi lele mencapai 1,06 juta ton senilai 18,93 triliun rupiah di tahun 2021.
Sentra produksi lele adanya di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 245.498,8 ton (4,22 triliun rupiah). Terbesar kedua adanya di Jawa Tengah dengan jumlah produksi sebesar 164.608,29 ton dan Jawa Timur pada posisi ketiga dengan jumlah produksi sebesar 137.196,1 ton.
Konsumsi Ikan Lele
Lele sudah tidak menjadi asing lagi. Bahkan sebagian besar dari kita, sering atau pernah menikmati makanan olahan ikan lele ini. Ada yang disajikan dalam bentuk kering, basah penuh bumbu, atau berkuah. Tentunya tergantung selera.
Saya pribadi, hanya suka sama pecel lele. Barang kali karena dulu keseringan nongkrong di tenda kaki lima di malam hari. Menikmati menu malam ala pinggir jalan. Kalau tidak nasi goreng, mie rebus, Â ya pecel ayam atau lele. Sesimpel itu. Tetapi nikmat ya, apalagi dilahap saat perut berdang dut ria ingin diisi.
Tak apalah. Apa pun itu tetap disyukuri. Seperti penggalan syair lagunya D'masiv,  syukuri apa adanya, hidup adalah anugerah dalam lagu Jangan Menyerah yang biasa kami nyanyikan saat terlihat letih dan lesu.
Kembali ke lele. Beberapa teman saya merasa geli dan menjurus ke jijik ketika melihat lele menggeliat dan menggelepar. Licin, dan sungutnya menakutkan. Begitu alasan mereka.
Isteri saya termasuk yang tidak makan ikan lele dalam bentuk apapun. Katanya tidak suka. Beruntunglah, ia tetap suka memasaknya lengkap dengan sambalnya. Atas permintaan kami, sambalnya dimirip-miripkan dengan sambal pecel  lele mas Tarjo. Pria asal Lamongan ini membuka usaha pecel di salah satu ruas jalan Kota Kupang sejak 5 tahun lalu.