Punya lorong atau space di sekitar dinding rumah? Kosong atau hanya dijadikan sebagai jalan setapak untuk berkeliling sekitar rumah? Kira-kira apa ya, yang bisa dilakukan di sini agar lorongnya bermanfaat?
Yuk, mari membuat bak ikan. Baknya kita tumpang tempel pada dinding tembok rumah saja. Biar mengurangi pengeluaran untuk semen. Panjang dan lebarnya bisa 1 meter x 0,5 meter dengan tingginya sekitar 0,5 meter. Bisa lebih atau kurang, tergantung ketersediaan tempat.
Baknya dapat disekat menjadi beberapa bagian, sehingga ikan yang kita pelihara pun dilakukan secara bertahap. Dengan demikian, kita akan mempunyai ikan di dalam bak dengan umur yang berbeda, sehingga panennya pun bisa dilakukan secara bertahap.
Lele sudah dapat dipanen saat berusia 2,5-3 bulan. Asalkan kita rajin memberi pakan, minimal 1 kali sehari. Tetapi lebih baik diberikan dua kali sehari, pagi dan sore. Pakan yang diberikan, jangan sampai berlebihan dan mengendap di dasar kolam. Bisa menjadi racun bagi ikan.
Jumlah populasi ikan lele untuk ukuran 1 meter persegi adalah sebanyak 300-400 ekor. Tetapi saya lebih suka mengisi 150 ekor. Tidak terlalu padat populasinya dan semakin besar peluang semua ikan mendapatkan pangan yang kita berikan.
Saya pribadi lebih memilih untuk memelihara lele di dalam bak di samping rumah. Nila memang bisa bertahan, tetapi jenis ikan ini memerlukan sirkulasi air. Sementara lele tetap bertahan hidup dalam air yang berlumpur sekalipun.
Di atas bak ikan, kita dapat menempatkan pot berisi tanaman sayuran. Pilih saja sayuran yang mudah dibudidayakan dan cepat panennya. Beberapa di antaranya, kangkung, sawi, dan cabe. Bisa juga dikombinasi dengan tanaman bunga. Menambah semarak lorong sempit kita.Â
Untuk budidaya lele yang lebih profesional dan berorientasi bisnis, peternak lele bisa mempersiapkannya dengan lebih baik. Mulai dari penyiapan lahan, air, pakan, pemberian obat, dan tentu saja pemilihan jenis ikan lelenya. Disesuaikan dengan pasar dan kondisi tempat usaha kita.
Banyak literatur mengenai budidaya ikan lele yang dapat kita akses dan pelajari di berbagai media online. Tinggal dipelajari, lalu dibuatkan perencanaan yang baik sehingga usaha kita mendatangkan untung.
Produksi Lele di Indonesia
Lele, ternyata bukan asli Indonesia. Si Clarias gariepinus ini berasal dari benua Afrika. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1984. Setelah mengalami pengembangan, muncul beberapa lele seperti sangkuriang, lele dumbo, lele albino, lele mutiara, dsb.
Produksi lele di Indonesia cukup besar. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, produksi lele mencapai 1,06 juta ton senilai 18,93 triliun rupiah di tahun 2021.
Sentra produksi lele adanya di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 245.498,8 ton (4,22 triliun rupiah). Terbesar kedua adanya di Jawa Tengah dengan jumlah produksi sebesar 164.608,29 ton dan Jawa Timur pada posisi ketiga dengan jumlah produksi sebesar 137.196,1 ton.
Konsumsi Ikan Lele
Lele sudah tidak menjadi asing lagi. Bahkan sebagian besar dari kita, sering atau pernah menikmati makanan olahan ikan lele ini. Ada yang disajikan dalam bentuk kering, basah penuh bumbu, atau berkuah. Tentunya tergantung selera.
Saya pribadi, hanya suka sama pecel lele. Barang kali karena dulu keseringan nongkrong di tenda kaki lima di malam hari. Menikmati menu malam ala pinggir jalan. Kalau tidak nasi goreng, mie rebus, Â ya pecel ayam atau lele. Sesimpel itu. Tetapi nikmat ya, apalagi dilahap saat perut berdang dut ria ingin diisi.
Tak apalah. Apa pun itu tetap disyukuri. Seperti penggalan syair lagunya D'masiv,  syukuri apa adanya, hidup adalah anugerah dalam lagu Jangan Menyerah yang biasa kami nyanyikan saat terlihat letih dan lesu.
Kembali ke lele. Beberapa teman saya merasa geli dan menjurus ke jijik ketika melihat lele menggeliat dan menggelepar. Licin, dan sungutnya menakutkan. Begitu alasan mereka.
Isteri saya termasuk yang tidak makan ikan lele dalam bentuk apapun. Katanya tidak suka. Beruntunglah, ia tetap suka memasaknya lengkap dengan sambalnya. Atas permintaan kami, sambalnya dimirip-miripkan dengan sambal pecel  lele mas Tarjo. Pria asal Lamongan ini membuka usaha pecel di salah satu ruas jalan Kota Kupang sejak 5 tahun lalu.
Yuk, jika ingin memastikan bahwa lele yang kita konsumsi dipelihara di tempat yang tidak membuat kita enggan mengkonsumsinya, maka buatlah di rumah kita. Manfaatkan lorong sempit di rumah. Disulap menjadi tempat budidaya ikan dan sayuran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI