Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kasus Polio dan Peran Puskesmas dalam Pelaksanaan Vaksinasi

29 November 2022   04:40 Diperbarui: 1 Desember 2022   11:15 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puskesmas rutin melakukan kunjungan ke masyarakat dan sekolah untuk melakukan vaksinasi (dok foto: Puskesmas Oebobo Kupang/Minggas Nafanu)

Kasus polio menjadi viral saat ditemukan pasien positif polio pada seorang anak berusia 7 tahun 2 bulan di Kabupaten Pidie, NAD. Kasus ini kemudian direspon oleh Kemenkes RI per tanggal 11 November 2022. Lalu menyusul dua kasus lagi, masih di NAD. 

Informasi ini disampaikan melalui berbagai media, termasuk diunggah dalam kanal YouTubenya. Dan  Kemenkes RI pun memutuskan untuk menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.

Virus Polio

Polio sendiri merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Termasuk dalam golongan Human Enterovirus, bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.

Kemkes RI melalui situs infeksiemerging.kemkes.go.id menyebutkan terdapat tiga strain, yaitu Brunhilde (strain-1), Lansig (strain-2), dan Leon (strain-3). Penyakit virus polio dapat menyebabkan penderitanya lumpuh karena kerusakan sum-sum tulang belakang akibat infeksi virus ini.

Cara penyebaran polio adalah melalui kontak orang ke orang. Virus polio yang dibuang bersama feses dapat menular ke orang lain jika sanitasi di sekitar buruk. Pola penyebaran virus polio dapat dilihat pada dokumen Kemkes RI berikut.


Virus polio muncul pada abad ke-19 hingga abad ke-20 sebagai penyakit yang sangat ditakuti. Saat itu, vaksin polio belum ditemukan. 

Seperti yang dipublikasikan pada 17 Agustus 2022, kompas.com yang mengutip dokumen WHO menyatakan wabah besar pernah terjadi di New York (tahun 1916) yang menewaskan lebih dari 2.000 orang. Dan catatan terburuk di AS pada tahun 1952 yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

Indonesia sendiri telah mendapatkan sertifikat bebas polio dari WHO pada tahun 2014. Indonesia dinilai berhasil mengatasi penyakit yang disebabkan virus polio liar, dan masih menyandang status tersebut hingga kini.

Sayangnya, kasus munculnya penyakit polio ini bisa menurunkan status Indonesia terkait dengan keberhasilannya menangani virus polio. Karenanya, pemerintah memandang perlu untuk melakukan gerakan penanganan yang terkoordinasi dengan mengeluarkan status  KLB.

Makna Kejadian Luar Biasa

Menurut Permenkes RI No 1501/MENKES/PER/X/2010 (pasal 1 ayat 2), Kejadian Luar Biasa atau KLB, adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

Status KLB memang diperlukan agar pemerintah dapat mengkoordinasi satuan instansi kesehatan, mulai dari level terendah hingga tertinggi. Dibutuhkan untuk menanganinya dengan cepat dan akurat. Termasuk menutup fasilitas umum dan sekolah jika diperlukan.

Peran Puskesmas Tak Boleh Diabaikan

Agar kasus ini tidak mewabah, maka pihak Kemkes merencanakan untuk melakukan vaksinasi polio secara massal,juga melakukan surveilans. 

Ada 2 kegiatan yang dipersiapkan pemerintah, adalah berkonsultasi dengan WHO agar imunisasi dapat dilakukan bagi anak kurang dari 13 tahun.

Selain berkonsultasi dengan WHO, pemerintah juga melakukan surveilans aktif ke Puskesmas. Tujuannya, untuk melihat, kemungkinan ada anak di bawah usi 15 tahun yang mengalami kelumpuhan secara mendadak, namun belum dilaporkan.

Puskesmas rutin melakukan kunjungan ke masyarakat dan sekolah untuk melakukan vaksinasi (dok foto: Puskesmas Oebobo Kupang/Minggas Nafanu)
Puskesmas rutin melakukan kunjungan ke masyarakat dan sekolah untuk melakukan vaksinasi (dok foto: Puskesmas Oebobo Kupang/Minggas Nafanu)

 Lalu bagaimana peran Puskesmas apabila dilakukan vaksinasi polio secara massal? Sebaiknya, menjadikan puskesmas sebagai pelaksana lapangan. 

Sebab, Puskesmas telah memiliki perangkat kerja hingga ke level RT. Ada perangkat kader yang tersebar di Posyandu, dan perangkat pemerintah desa.

Tak perlulah, membentuk tim dari  luar. Cukup meminta data, dan  menggunakan tenaga-tenaga kesehatan dari Puskesmas yang sudah terlatih. Toh, setiap Puskesmas telah ada juru vaksin yang biasa melakukan vaksinasi dan merekap data.

Tindakan Preventif Sangat Penting

Lebih dari itu, tindakan preventif menjadi sangat penting dalam menghambat penularan setiap penyakit menular. 

Kerja bakti membersihkan lingkungan dari sampah-sampah (dok pribadi)
Kerja bakti membersihkan lingkungan dari sampah-sampah (dok pribadi)

Karena polio dapat ditularkan melalui feses, maka penyuluhan terhadap cara hidup sehat, baik terkait dengan kesehatan personal maupun kesehatan lingkungan harus dilakukan secara terus-menerus.

Pendidikan dasar kesehatan (BHE) ditingkatkan melalui Posyandu, kunjungan ke rumah, dan melalui sekolah-sekolah. 

Juga perlu menggalakkan kegiatan gotong-royong secara rutin, untuk membersihkan lingkungan agar lingkungan menjadi sehat dan tidak menjadi sarang penyakit.

Mari bergerak bersama untuk membuat lingkungan kita menjadi bersih, nyaman, dan terhindar dari berbagai penyakit. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun