Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mampukah Pangan Mencukupi Kebutuhan 8 Miliar Penduduk Dunia?

28 November 2022   08:56 Diperbarui: 28 November 2022   09:01 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konversi lahan pertanian produktif untuk kepentingan lain masih saja dilakukan di beberapa daerah (dok foto: suarantb.com)

Padahal, sudah ada regulasi yang mengatur tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang diatur dalam UU No 41 Tahun 2009. Bahkan sudah dilengkapi dengan PP No 25 Tahun 2012 yang mana menyebutkan alih kepemilikan lahan pertanian diperbolehkan, tetapi tidak bisa untuk alih fungsi.

Alih fungsi ini, bisa sampai kisaran 50.000-60.000 hektar per tahun. Setara dengan kehilangan pasokan 300.000 ribu ton beras per tahun.  Itu baru berbicara dalam lingkup Indonesia. Bagaimana jika di negara lain pun berlaku hal yang sama, konversi lahan produktif untuk sektor lain akibat pertambahan penduduk? Saatnya berhenti melakukan konversi lahan pertanian ke sektor-sektor non produktif.

Aktif Mendukung Kegiatan Kampanye Perubahan Iklim 

Perubahan iklim memang sudah, sedang, dan akan terjadi. Suhu yang semakin panas, kekeringan ekstrem dan banjir besar, akan berlangsung terus sebagai dampak dari perubahan iklim ini.

Benarkah banjir di Jakarta dan berbagai daerah merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim? (dok foto: Warta Kota/Alex Suban via tribunnews.com)
Benarkah banjir di Jakarta dan berbagai daerah merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim? (dok foto: Warta Kota/Alex Suban via tribunnews.com)

Sebagai salah satu penghuni bumi ini, tentunya dituntut tanggung jawabnya dalam upaya menghambat, bahkan mengatasi bencana besar akibat perubahan iklim itu sendiri.

Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti tertulis dalam unep.org dan greenpeace.org adalah ikut meningkatkan kesadaran masyarakat. Dilakukan denagan cara berperan sebagai pelopor agar keluarga dan sahabat dapat mengurangi polusi karbon dalam aktifitas sehari-hari.

Mengubah pola makan dengan mengkonsumsi lebih banyak pangan nabati, termasuk salah satu tindakan yang mendukung program ini. Termasuk di dalamnya, berbelanjalah ke pasar lokal setempat. Kita dapat berkontribusi pada ekonomi rakyat kecil sekaligus mengurangi penggunaan emisi transportasi pengangkutan pangan antar lokasi, atau antar negara melalui kegiatan  impor.

Habiskanlah makanan kita. Ambillah sesuai porsi. Apabila ada sisa makanan, atau sampah-sampah berupa kulit buah, batang sayuran, dapat diberikan kepada ternak atau dibuat pupuk organik.

Dan mari kita menanam pohon. Deforestasi, kini sedang terjadi. Hutan-hutan semakin berkurang. Ditebang untuk kepentingan manusia. Tindakan kecil, namun berarti adalah menanam pohon di rumah kita. Jadikan rumah sebagai hutan mini.

Belajar menanam dan merawat pohon sejak usia dini termasuk salah satu aksi nyata berkontribusi bagi kelestarian bumi (dok pribadi)
Belajar menanam dan merawat pohon sejak usia dini termasuk salah satu aksi nyata berkontribusi bagi kelestarian bumi (dok pribadi)

Akhir kata, sekalipun bidang pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan 8 miliar manusia, kita tak perlu takut dan tinggal diam. Berperilaku hemat dan efisien. Tidak jor-joran dalam mengksploitasi alam dan berdoa agar bencana besar tidak melanda bumi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun