Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Bermula dari Semangkok Sekoteng

17 November 2022   04:35 Diperbarui: 17 November 2022   04:51 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul 8 malam, kuantar kembali Maria ke kosnya di Dramaga. Sepanjang jalan, aku mulai menyusun rencana bagaimana akan mengungkapan rasa kepada Maria. Agak grogi, namun sebagai lelaki aku harus berani untuk memulai.

Memulai untuk mengutarakan rasa suka kepada perempuan dengan konsekuensi diterima atau ditolak. Aku tak mau lewat comblang. Ingin menyatakannya sendiri, dari mulut ini.

Sampailah kami di kos. Umumnya kos perempuan, ada ruang khusus untuk terima tamu, di antara rumah pemilik kos dan kamar-kamar kos. Dengan demikian, sang pemilik kos dapat memantau orang-orang yang bertamu ke kos.

Kami berbincang-bincang sekira 15 menit sambil ditemani secangkir teh hangat. Ah, lumayan juga tehnya. Bisa mengademkan debaran hati ini.

Setelah menarik nafas dua kali, aku pun menyampaikan kepada Maria bahwa ada suatu hal yang ingin kusampaikan padanya. Wah, informasi apa Bang, nampaknya penting. Sahut Maria sambil melirik malu-malu.

O,ya sebelum mengutarakan rasa padanya, aku sudah menanyakan kepada Erni perihal pacarnya Maria. Dan dari Ernilah aku tahu kalau Maria juga belum punya pacar. Masih jomblo dia, kata Erni.

Dek..., bolehkah Abang menjadi teman spesialnya mulai saat ini? Tanyaku sambil menatap wajahnya. Lalu disahut,maksudnya apa Bang? Ya, kita pacaran sahutku.

Seketika suasana menjadi sepi. Aku diam, Maria pun tak bersuara. Selang beberapa detik, ia pun bangkit berdiri, berjalan sedikit ke tembok ruang tunggu dan menjawab. Apakah Abang sudah siap dengan jawabanku, Maria mulai bertanya. Kudengar suaranya agak bergetar.

Siap.  Apapun itu jawabannya aku kuterima, sahutku.  Bang, sebenarnya aku sudah ada yang punya. Orangnya telah menyatakan hatinya padaku, yaitu....

Belum selesai perkataannya aku pun memotong. Siapa itu Maria? Dan dijawab...orangnya adalah...adalah...Abang yang ada di depanku ini. Ah, lega rasanya. Ternyata Maria pun memiliki rasa suka dengan ku. Kalau begitu, mulai sekarang kita resmi pacaran ya. 

Ups belum...sahutnya. Besok saja, kita resmikan dengan semangkok sekoteng. Semangkok untuk kita berdua. Ah, tak sabar diriku untuk menikmati semangkok sekoteng bersamanya. Kali ini dengan status yang jelas, Pacarku.

Sekoteng Bogor nan hangat cocok dinikmati di malam hari nan sejuk (dok foto: Shuttlerstock via kompas.com)
Sekoteng Bogor nan hangat cocok dinikmati di malam hari nan sejuk (dok foto: Shuttlerstock via kompas.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun