Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Saboak, Pohon Kehidupan Orang NTT

14 November 2022   04:47 Diperbarui: 15 November 2022   08:15 2443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengambil tuak dari Saboak (dok foto: onlineNTT.com)

Pohon Saboak betina ini tumbuh sendirian di belakang rumah kami (dok pribadi)
Pohon Saboak betina ini tumbuh sendirian di belakang rumah kami (dok pribadi)

Batangnya pun keras, seperti pohon kelapa namun terlihat lebih hitam. Batang luarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. 

Jika kering dapat digunakan juga sebagai kayu api. Daunnya tumbuh setiap saat. Akan gugur bersama pelepahnya ketika tiba waktunya untuk gugur.

Saboak termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Ada pohon khusus jantan, dan ada pohon khusus betina. Kebanyakan air nira disadap dari pohon jantan. Sedangkan pohon betina lebih banyak menyumbangkan buahnya untuk diambil air dan buah mudanya.

Buah Saboak muda yang belum dikupas kulitnya. Daging buahnya dapat dimakan (dok foto: tribunnewswiki.om)
Buah Saboak muda yang belum dikupas kulitnya. Daging buahnya dapat dimakan (dok foto: tribunnewswiki.om)

Pohon yang termasuk dalam famili palem-paleman atau Arecaceae ini sangat bermanfaat bagi penduduk di NTT. 

Saking bermanfaatnya, seringkali dijuluki sebagai pohon kehidupan. Sebab, banyak orang yang menggantung hidupnya pada keberadaan pohon ini.

Dari semua suku yang ada di NTT, orang Rote dan Sabu adalah yang paling banyak memanfaatkan saboak dan dijadikan sebagai komoditas andalan dalam memenuhi kehidupan mereka. Tidaklah mengherankan, di mana ada pohon saboak disitu ada orang Rote atau Sabu.

Di Timor, orang Rote datang dan melakukan kegiatan bertuak (mengambil nira lontar) dan membuat kebun. Karenanya, kebanyakan pohon lontar itu dikelola oleh orang Rote. Mereka adalah pemanjat terlatih. Setiap hari bisa memanjat puluhan pohon lontar yang tinggi tanpa berhenti.

Pohon saboak, memiliki banyak manfaat. Batang, pelepah daun, daun, hingga bunga dan buahnya. Karenanya, banyak orang yang menjadikan pohon saboak sebagai sumber mata pencaharian. Menggantungkan diri dengan mengambil dan memanfaatkan produk lontar.

Pengambil tuak dari Saboak (dok foto: onlineNTT.com)
Pengambil tuak dari Saboak (dok foto: onlineNTT.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun