Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diversifikasi Pangan, Upaya Mengurangi Ketergantungan terhadap Beras

19 Oktober 2022   09:23 Diperbarui: 22 Oktober 2022   17:31 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Papua sementara mengolah batang sagu untuk dijadikan sebagai pangan utama (dok foto: beritapapua.id)

Tetapi lain dulu lain sekarang. Sudah 77 tahun kita merdeka, mengatur bangsa dan negara kita sendiri. Kita memang berhimpun dalam satu negara dan satu bangsa bernama Indonesia. Namun kita memiliki begitu banyak keragaman. Tak hanya suku bangsa, agama, dan budaya. Namun karakter daerah pun berbeda-beda.

Warga Papua sementara mengolah batang sagu untuk dijadikan sebagai pangan utama (dok foto: beritapapua.id)
Warga Papua sementara mengolah batang sagu untuk dijadikan sebagai pangan utama (dok foto: beritapapua.id)

Perbedaan topografi tanah, curah hujan, kesuburan lahan, jenis tanah, adalah suatu berkat tersendiri. Papua dan Maluku kekurangan beras. Tetapi ingat, mereka telah lama menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Tak perlu kirim beras ke sana, lalu mengambil batang sagunya saudara kita di Papua sana untuk dijadikan konsumsi pokok di Jakarta.

NTT sering mendapatkan pasokan beras. Padahal, penduduknya telah terbiasa menjadikan jagung sebagai pangan utama. Dicampurlah aneka kacang dan sayuran (buah pepaya muda, daun kelor, buah labu, dsb)  di dalam masakan jagung, namanya jagung katemak. Dinikmati dengan Lu'at Timor. Nikmat rasanya.

Di Gunung Kidul dan beberapa tempat lain, penduduknya sudah terbias mengkonsumsi tiwul sebagai pengganti nasi. Dicampur dengan bahan dasar lain, jadi enak. Tinggallah menambahkan menu lain yang bisa memenuhi gizi keluarga.

Secara singkat, diversifikasi pangan lebih berdaya tahan untuk urusan ketahanan pangan. Apabila tak ada nasi, masih ada jagung dan ubi kayu. Jika tak ada jagung, masih ada sagu, talas, labu kuning dan aneka tanaman pangan lain. 

Belajar makan pangan lokal (jagung katemak Timor) dari sejak kecil (dok pribadi)
Belajar makan pangan lokal (jagung katemak Timor) dari sejak kecil (dok pribadi)

Indonesia telah lama mengenal dan mengkonsumsi aneka pangannya sendiri. Dari biji-bijian, umbi-umbian, batang, daun, dan buah tanaman tropisnya. Mari mengurangi konsumsi beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun