Program Nasional, lebih sering mengutamakan keseragaman daripada keberagaman. Padahal, setiap daerah memiliki keunggulannya sendiri-sendiri. Keragaman yang bersinergi membentuk suatu kekuatan besar dan berdaya bertahan.
Saat ini, penduduk Indonesia sangat tergantung kepada beras sebagai pangan utama. Pagi, siang, dan hari selalu menghadirkan nasi sebagai hidangan utama di atas meja. Sebagai makanan pokok, sumber energi dan karbohidrat andalan.
Realitas Komoditas Beras di Indonesia
Data tahun 2020 menunjukkan, penduduk Indonesia telah mengkonsumsi 37,4 ton nasi per tahun. Kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai konsumen terbesar ketiga setelah Tiongkok (142,7 ton nasi/tahun) dan India  (97,3 ton nasi/tahun).
Indonesia masih sering menyatakan diri sebagai negara agraris. Salah satu alasannya, sektor pertanian, termasuk industri pengolahan hasil pertanian masih menjadi penyumbang terbesar ekonomi negara. Termasuk di dalamnya, menyedot banyak tenaga kerja.Â
Namun dibalik statusnya sebagai negara agraris, impor terhadap aneka komoditas pertanian dan hasil olahan komoditas pertanian tetaplah dilakukan dari tahun ke tahun.
Beras, tetaplah diimpor ke Indonesia. Merujuk pada data BPS, dataindonesia.id menyajikan bahwa Indonesia masih mengimpor 407.741,4 ton beras per tahun 2021 dengan nilai USD 183,80 juta. Volume impor tertinggi dari India (215.386,5 ton), Thailand (69.360 ton), Vietnam (65.692 ton). Bahkan mengimpor juga dari negara China (230,3 ton) dan negara industri Jepang dengan volume 42,6 ton.
Status Swasembada Namun Tetap Impor Beras
Masih segar dalam ingatan kita akan pidato Presiden Joko Widodo tanggal 16 Agustus 2022 dalam rangka peringatan HUT RI ke-77 di Jakarta. Beliau menyampaikan bahwa sudah tiga tahun Indonesia tidak mengimpor beras.
Indonesia juga mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) pada tanggal 14 Agustus 2022 lalu. IRRI memberikan penghargaan lantaran Indonesia dinilai sebagai negara yang ketahananan pangannya baik. Salah satu indikatornya, ya swasembada beras untuk tiga tahun berturut-turut, 2019-2021.