Karena itu, di Kupang pun kami selalu berusaha untuk hidup rukun dengan tetangga. Saling menghormati dan menjaga keharmonisan. Tak perlu saling iri sebab setiap keluarga, punya berkatnya sendiri-sendiri.
Ketersinggungan kecil-kecilan pasti ada. Misalnya ketika kita butuh istirahat, ternyata tetangga kedatangan tamu. Mereka lumayan ribut dan menyetel musik dengan volume yang cukup tinggi dan lumayan mengganggu. Namun sebelum kita berbicara, tetangga sudah terlebih dahulu meminta maaf atas bunyi musik dan gangguan lainnya. Jadi aman-aman saja.
Dengan tetangga tak perlu bergosip terhadap kehidupan tetangga lainnya. Siapa tahu, informasi pergunjingan itu akan sampai pada tetangga yang digosipkan, lalu muncul keributan. Lebih baik, membicarakan hal bermanfaat. Terkait pekerjaan, usaha, pengetahuan, dsb.
Beruntunglah, di lingkungan RT kami belum pernah ada keributan antartetangga. Walaupun kualitas relasi dengan tetangga itu berbeda-beda, tak ada untungnya merapat ke salah satu tetangga untuk membicarakan kekurangan tetangga yang lain.
Ketika kita bergosip tentang kekurangan orang lain, termasuk tetangga maka jangan tersinggung dan siap-siap sajalah, jika diri kita pun akan dipergunjingkan oleh tetangga  yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H