Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia Perahu

27 Agustus 2022   17:58 Diperbarui: 27 Agustus 2022   18:20 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan sekitar tempat manusia menetap, membentuk manusia untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungannya. Dari aspek mata pencaharian, hingga sarana transportasi yang mendukung mobilitas mereka dari suatu tempat, ke tempat lainnya.

Penduduk yang menetap di areal pegunungan dan pedalaman, akan memiliki mata pencaharian mayoritas sebagai petani dan peternak. Mereka menanam pangan utama seperti padi, jagung, dan singkong. Juga mengusahakan tanaman perkebunan semisal pisang, kopi, karet, kelapa, jeruk dengan maksud untuk dijual dan sebagian lagi dikonsumsi sendiri.

Sementara, penduduk yang tinggal di pantai akan lebih banyak menghabiskan kegiatan pencarian nafkah sebagai nelayan. Laut dan tepi pantai, menjadi lahan utama mereka. Mencari ikan di laut. Atau berusaha di tepi pantai seperti memelihara rumput laut, membuat tambak ikan, tambak udang, tambak garam, dsb. 

Penggunaan sarana transportasi pun berbeda pada masyarakat tradisional di pegunungan dan di pantai. Jika beberapa generasi di atas kita menggunakan kuda dan kerbau sebagai alat transportasi di pegunungan dan pedalaman, maka penduduk di pantai mengandalkan perahu untuk beroperasi di laut, atau bepergian.

Dari pulau ke pulau dengan mengandalkan perahu motor. Dok pribadi
Dari pulau ke pulau dengan mengandalkan perahu motor. Dok pribadi

Masyarakat tradisional di pedalaman, melihat laut sebagai sesuatu yang menakutkan. Ya, sebab mereka jarang sekali melihat laut yang maha luas. Jangankan masuk ke dalam laut. Mendengar pecahan ombak di tepi pantai saja sudah ciut nyalinya.

Berbeda dengan penduduk di pantai. Laut yang luas, menjadi lahan mereka. Mencari ikan, untuk dijual lalu membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Bahkan, kadang mereka membawa hasil ikannya untuk ditukar dengan hasil pertanian di pasar-pasar pekan.

Di Nusa Tenggara Timur dan Maluku, banyak sekali pulau-pulau kecil yang hanya bisa diakses dengan menggunakan kapal motor, kapal layar bahkan sampan. 

Menggunakan sampan di tengah ombak yang lumayan garang. Dok pribadi
Menggunakan sampan di tengah ombak yang lumayan garang. Dok pribadi

Kondisi demikian, membuat penduduk harus terbiasa untuk bepergian dengan menggunakan alat transportasi laut. saking terbiasanya, mereka terlihat seperti manusia-manusia perahu. Bergerak dengan gesit, sekali pun perahu mereka diombang-ambingkan oleh arus dan gelombang laut. 

Di Pulau Alor, Adonara, Rote, Sabu, Pantai Utara Pulau Timor, NTT atau kepulauan sekitar Maluku Barat Daya, sering terlihat bahwa banyak orang yang mampu membawa perahu. 

Kapal kayu. Dari Kupang ke Larantuka, Flores Timur. Dok pribadi
Kapal kayu. Dari Kupang ke Larantuka, Flores Timur. Dok pribadi

Tak hanya kaum pria dewasa. Perempuan pun sangat lincah. Mereka sudah terbiasa memancing ikan di laut. Juga mengangkut kayu, memuat barang keperluan lain, menyeberang laut. Tak ada rasa was-was atau takut. Sebab mereka sudah sangat mengetahui lingkungan laut di sekitar. Juga tanda-tanda saat laut tidak bersahabat, karena cuaca atau badai.

Anak-anak pun berani membawa perahu hingga ke tengah laut. Bahkan mereka sudah mampu untuk memancing dengan menggunakan layangan. Atau menyelam dan menombak ikan-ikan yang bermain di balik terumbu-terumbu karang.

Mereka adalah manusia perahu pemberani yang jarang mengeluh dengan kondisi. Semangat mereka, adalah semangat hidup. Menaklukkan gelombang lautan adalah tantangan kehidupan mereka. 

Seorang anak, sudah terbiasa membawa perahu melintas laut. Dok pribadi
Seorang anak, sudah terbiasa membawa perahu melintas laut. Dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun