Mereka membawa sopi satu botol, lalu meletakkannya di depan orangtua perempuan dan mengutarakan maksud kedatangan perwakilan laki-laki. Dan seringkali, pihak perempuan akan memanggil anak gadisnya untuk menanyakan, apakah bersedia untuk dijodohkan. Jika mau, maka proses ini pun beres.
2. Bake hauno'o
Bake hauno'o atau onaf adalah tahap kedua setelah bubuh sopi. Dalam istilah bahasa Indonesia, lebih kurang disebut dengan istilah melamar gadis.
Biasanya, dalam kesempatan ini pihak pria akan membawa beberapa seserahan berupa perhiasan dan pakaian calon isteri, dan uang lamaran. Saat ini, banyak yang sudah digabung dengan acara tait noni atau tatam noni.
3. Tatam noni/Tait noni
Tatam noni atau tait noni disebut sebaga angkat belis. Yaitu memasukkan sejumlah uang yang syaratkan oleh pihak perempuan agar anak mereka dapat dinikahi oleh sang pria.
Besarnya belis, biasanya ditergantung pada negosiasi kedua belah pihak yang masing-masing diwakili oleh juru bicara.
Belis, terdiri dari sejumlah uang kerta, uang perak jaman dulu, molo (kalung zaman dulu), dan sapi. Di Biboki, ternak yang sering dibawa adalah sapi bali.
4. Siom Manikin
Siom manikin atau terima berkat dan mohon restu, adalah tahap terakhir dalam adat perkawinan atoni Biboki. Sering kali, siom manikin ini tidak bisa dilakukan saat ayahnya masih hidup. Bahkan sampai cucunya baru dapat dilakukan acara ini.
Sebelum siom manikin, maka anak-anak laki-laki tidak boleh masuk untuk membuat acara di dalam rumah adat ayahnya. Jika memaksa,maka para pamannya bisa mendenda iparnya.