Inilah bentuk rumah asli penduduk Saenam dan desa lainnya yang berada di sekitar kaki Gunung Mutis. Desa Saenam sendiri termasuk dalam Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bentuk rumahnya bulat sehingga disebut Ume Kbubu. Ume artinya rumah dan kbubu berarti bulat sehingga apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka disebut sebagai rumah bulat. Atapnya menghujam sampai ke tanah, terbuat dari alang-alang (Imperata cylindrica).Â
Mereka menggunakan alang-alang karena masih mudah didapatkan di sekitar desa ini. Setiap ikat, biasanya terdiri dari 50 ikat kecil sebesar sapu lidi. Alang-alang ini akan dijalin dengan tali gewang atau tali ijuk ketika kaum lelaki mengerjakan atap rumah mereka. Namun di tempat lain, penduduk menggunakan no'ek dari pohon gebang atau bahasa ilmiahnya Corypha gebanga.
Sebagian dinding ume kbubu terbuat dari bambu, pelepah gebang atau potongan kayu yang diikat rapi dengan tali ijuk dari aren atau enau yang dipintal sendiri. Dinding ini hampir tidak kelihatan karena atap rumahnya yang menjuntai hingga ke tanah.
Bubungan atapnya, diikat menjadi satu bagian atau dua bagian yang berdiri tegak ke atas. Biasanya, dilit menggunakan tali ijuk.
Hanya bagian pintu yang atapnya dipotong agar memudahkan pemilik keluar masuk rumah. Pintu rumahnya juga cuma ada satu yang berada di depan rumah.
Daun pintu terbuat dari ikatan bilah pelepah gebang yang dinamakan bebak. Ada juga berupa potongan-potongan bambu yang disusun berjejer ke atas ketika malam tiba atau pemiliknya bepergian.
Fungsi Ganda Ume Kbubu
Rumah asli penduduk Saenam digunakan untuk melaksanakan bermacam kegiatan. Diantaranya untuk memasak, makan, menyimpan atau mengawetkan makanan tahunan berupa padi, jagung, kacang-kacangan termasuk menyimpan bibit. Juga dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan rumah tangganya.
Hampir semua penduduk di desa Saenam telah memiliki rumah beratap seng, berdinding setengah atau seluruh tembok. Namun, ume kbubu masih dipertahankan. Paling tidak, digunakan untuk memasak dan menyimpan hasil panen jagung dan bibit tanaman di loteng atau para-para, persis di atas tungku api.
Sebelum penduduk memiliki rumah yang lebih modern, maka ume kbubu memiliki peran besar dalam beraktivitas. Fungsi utama ume kbubu, adalah sebagai tempat tidur dan berlindung dari dinginnya udara. Sebab, udara di sekitar areal Gunung Mutis itu terasa sangat dingin, baik di siang maupun malam hari.
Model rumah yang atapnya menjuntai sampai ke bawah seperti ini, merupakan salah satu bentuk adaptasi penduduk setempat secara turun-temurun terhadap dinginnya alam. Karena itu, mereka akan begitu nyaman untuk berlindung di dalamnya ketika hawa di luar menjadi dingin.
Ketika hujan, pemilik ume kbubu akan menyalakan apinya. Asap api sering kali berputar saja di dalam rumah. Tetapi sebagian akan keluar melalui bubungan rumah.
Selain fungsi di atas, ume kbubu dapat melindungi keluarga dari binatang liar seperti ular dan serangga berbisa.
Ume Kbubu dan Kesehatan Keluarga
Terus-terang, bagi yang tidak pernah masuk ke ume kbubu bakal tidak tahan dengan asap api. Saya sendiri cuma bertahan selama 15 menit ketika berkunjung ke sana. Saya terpaksa harus keluar karena di dalam penuh asap dan gelap.
Namun, penduduk asli sudah terbiasa. Mereka membuat perapian dengan memanfaatkan kayu api dan memasak bagi keluarga. Bahkan, seorang ibu yang baru melahirkan tidak akan keluar dari ume kbubu sebelum mencapai hitungan 40 hari.
Bisa kita bayangkan, kondisi anak dan ibu. Tetapi kebiasaan ini sudah ditinggalkan sejak Puskesmas setempat gencar melakukan penyuluhan kesehatan, utamanya terhadap kesehatan ibu dan anak.
Sekarang ini, penduduk Saenam juga sudah sangat mengerti tentang rumah sehat. Rumah mereka telah dilengkapi dengan fentilasi dan jendela yang cukup untuk memudahkan sirkulasi udara. Pintu rumah juga sudah ada dua, yaitu pintu depan dan belakang yang daun pintunya berasal dari kayu pilihan.
Peran ume kbubu kini semakin berkurang. Yang masih dilakukan di dalam ume kbubu adalah memasak, menyimpan pangan, bibit, dan alat rumah tangga.
Sementara, pemilik rumah sudah lebih sering tidur di rumah modern mereka. Kalau pun dingin, penduduk tinggal menggunakan jaket dan selimut tebal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H