Pemanfaatan mulsa pada tanaman sudah dikenal luas di bidang pertanian. Utamanya, dalam usaha tani berorientasi bisnis. Sebab, segalanya diperhitungkan agar si pelaku dapat meraup keuntungan yang optimal.
Dalam pengertian yang sederhana, mulsa merupakan material yang diperlukan untuk menutup permukaan tanah, tempat tumbuhnya tanaman. Sebagai penutup tanah, mulsa diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat.
Saat ini, dikenal ada dua kelompok mulsa organik dan plastik. Dari namanya, mulsa organik merupakan material yang diperoleh dari alam. Di antaranya jerami, rerumputan, dedaunan, serbuk kayu, dan komponen tumbuhan lainnya. Mulsa plastik, biasanya dijual di toko-toko.
Mulsa organik, sudah lama diaplikasikan oleh para petani tradisional, termasuk di Timor, NTT. Penggunaannya memang masih terbatas pada tanaman tertentu.
Almarhum nenek saya, sering menumpuk material-material berupa dedaunan, atau batang-batang kayu nan lapuk di sekeliling tanaman umur panjangnya. Aplikasi paling sering dilakukan pada tanaman sirih, kelapa yang masih berumur muda, jeruk, mangga dan nangka.
Ada beberapa pelajaran yang saya dapatkan dari nenek terkait praktik penumpukan material-material organik ini. Sekalipun ia tidak mengerti bahwa praktiknya ini dinamakan pemberian mulsa organik, informasinya ternyata sama dengan pelajaran yang saya dapatkan di bangku sekolah.
Menurutnya, permukaan tanah akan tetap terjaga kelembabannya sehingga tanaman umur panjangnya cukup disiram satu kali per minggu.Â
Sebagai patokannya, ia selalu menyiram tanamannya pada setiap hari minggu pagi. Biar tidak lupa, katanya.
Selain itu, air yang disiramkan ke tanah yang tertutup tumpukan dedaunan dan kayu lapuk tidak akan meluber dan membawa humus tanah.Â