Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merantau, Kesempatan Belajar Mandiri dan Tahan Banting

25 Juni 2022   13:18 Diperbarui: 27 Juni 2022   00:44 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut ini, beberapa pengalaman yang masih membekas  saat merantau dan bagaimana berjuang untuk tetap hidup di rantau orang.

Ditolong oleh Penjual Bakso Asal Malang

Dari kampung halaman, saya diantar oleh orang tua ke Kupang, ibukota Provinsi NTT. Perjalanan menuju Kupang ditempuh dalam waktu 6 jam dengan bus. Sesampai di Kupang, kami pergi beli tiket pesawat merpati dengan tujuan Denpasar Bali.

Terus-terang, saat di dalam pesawat saya kebingungan bagaimana memasang sabuk pengaman di tempat duduk. Penumpang di sebelah saya nampaknya membaca kesulitan saya. Dengan ramah dipasangnya sabuk pengaman tersebut ke badan saya.

Dari situ, dialog pun berlanjut. Ternyata, masnya akan melanjutkan perjalanan ke Malang. Sementara, saya ke Bungurasih, Sidoarjo. Ia berprofesi sebagai penjual bakso di kota saya dan sedang pulang untuk menengok keluarganya.

Dari perkenalan tersebut, si mas pun menawarkan untuk bersama-sama naik angkutan dari Ngurah Rai ke Gilimanuk. Dan bagaikan kerbau dicocok hidungnya, saya mengekor saja. Tentu saja, biaya angkutan ditanggung sama si Mas. Bahkan setibanya di terminal, masih sempatnya ia mengantarkan saya untuk membeli tiket bus dan yang pasti, ia menitipkan pesan kepada sopir bus agar saya diperhatikan.

Kebaikan pertama yang saya terima tersebut hingga kini masih membekas. Dan menginspirasi saya untuk membantu orang yang kesulitan dalam menemukan kendaraan ke tempat tujuannya.

Kena Tipu di Terminal Bungurasih

Tiba di Terminal Bungurasih, bingung lagi. Para calo dan kenek bus silih bergantian menanyakan tujuan perjalanan saya. Dengan lugunya, saya memberikan catatan pada notes kecil kepada salah seorang calo.

Dalam sekejap, koper saya pun diangkut ke mobil dan mau tidak mau, saya harus ikut naik. Dan bersama kami, ikut naik dua orang temannya. 

Dalam hati saya berpikir, mati sudah. Saya bakal dirampok. Beruntunglah, uang kas yang saya bawa disimpan di dalam saku belakang celana pendek yang dijahit. Dan lapisan terluar, ya saya kenakan lagi celana panjang. Nah, uang untuk transportasi ini saya simpan di saku kiri dan kanan celana panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun