Tentang kehadiran Moko di Alor dapat dibaca di Museum 1.000 Moko bagi Generasi Muda Alor.
Melihat dari Dekat Moko di Rumah Adat Tabi'e Pura
Karena memiliki nilai yang tinggi, maka hampir setiap keluarga memiliki Moko ini. Tentu saja dalam jumlah yang berbeda-beda, tergantung kemampuan keluarga. Jika ingin melihat Moko dan benda pusaka lainnya, kita dapat berkunjung ke Museum Seribu Moko di Kalabahi, Alor. Museum ini adalah karya mantan Bupati Ans Takalapeta, periode 2003-2013.
Jika ingin melihat yang lebih sederhana tetapi terlihat alami, pengunjung bisa ke Pulau Pura. Pulau ini berada di antara Pulau Alor dan Pantar. Memiliki 6 desa. Di sana, di Pura Selatan, kita akan menemukan rumah adat Tabi'e yang telah dijadikan sebagai situs oleh Pemkab setempat.
Rumah adat berupa situs ini terlihat sangat kecil. Di dalam dan di luar, terlihat tidak terawat. Tidak ada kotak sumbangan yang diletakkan di sekitar. Pun tidak ada karcis ketika berkunjung ke sana.
Ada tiga benda yang menjadikan rumah adat ini sebagai situs. Dua benda diletakkan di dalam dan satunya lagi digetakkan begitu saja di luar rumah adat.
Moko dan Gong besar disimpan di dalam rumah adat. Merupakan benda pusaka milik salah satu suku yang mempunyai rumah adat Tabi'e di Pura Selatan. Kedua benda ini tidak bisa dibersihkan setiap saat. Harus ada upacara tertentu barulah benda-benda pusaka ini dibersihkan.
Di luar rumah adat, ada satu pucuk meriam kuno yang tergeletak di sana. Konon, meriam tersebut adalah milik penjajah yang berhasil direbut oleh masyarakat di sana. Dan hingga ini, meriam ini hanya dapat ditemukan di rumah adat Tabi'e Pura.
O, ya ketika kita berkunjung ke sana, penduduk juga sering menyambut tamu dengan tarian lego-lego diiringi musik gong asli Alor. Tua dan muda, akan menari dengan selendang buatan mereka menyambut tamu dan mengalungkannya pada tamu sebagai tanda persahabatan.