Modal yang ada, digunakan untuk membeli Syphon, V60 dan French Press karena Ia juga menggunakan metode manual brew dalam menyajikan kopinya kepada para pelanggan. Juga untuk membeli fasilitas tempat duduk dan biji kopi pilihan.
Sementara kedia kopi tradisional lebih kurang lagi dari 20 juta. Namun ada juga yang butuh modal besar. Sebab selain membeli aset-aset tetap, pemilik kedai juga harus menyediakan modal awal untuk membayar tenaga kerja yang dipekerjakan di coffee shop miliknya.
Modal yang diperlukan memang bervariasi, tergantung pada besar kecil dan gaya usaha para pelaku ekonomi kreatif ini. Namun tak perlu modal besar jika ingin memulai usaha ini.Â
Perlu Dukungan dari Pemerintah
Ekonomi kreatif di Aceh terlihat menggeliat lewat seribu satu kedai kopi dan penjualan kopi bubuk dan biji bermutu tinggi.
Geliat coffee shop di Aceh, hendaknya didukung penuh oleh pemerintah. Baik di level nasional maupun daerah. Menyiapkan lokasi-lokasi yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis kedai kopi tradisional.
Tak hanya itu. Pemberian kesempatan bagi pemilik kedai kopi tradisional untuk mengikuti berbagai pelatihan, juga perlu dilakukan. Termasuk di dalamnya, mengikuti festival-festival kopi di daerah lain.
Pembinaan dan pendampingan kepada para petani kopi juga perlu dilakukan. Mendorong petani untuk melakukan teknik-teknik budidaya dengan baik sehingga menghasil biji kopi berkualitas tinggi. Tentu saja juga membuka dan menyediakan pasar bagi produksi biji kopi Aceh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H