Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Geliat Ekonomi Komunitas Aceh Melalui Kedai Kopi

26 Mei 2022   17:33 Diperbarui: 26 Mei 2022   17:38 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai kopi Solong. Salah satu kedai Favorit di Banda Aceh. Foto pesonaindonesi.kompas.com dalam gotravelly.com

Berkunjung ke Aceh tanpa menikmati secangkir kopi Aceh itu kurang afdol. Apalagi bagi kita yang suka menyeruput kopi saban hari. Rasanya rugi pakai bingitz.

Berdiriya kedai kopi diman-mana adalah salah satu dari sekian banyak keunikan bumi Serambi Mekkah ini. Ya, Aceh tak hanya terkenal dengan bangunan sucinya, Mesjid Raya Baiturrahman itu.

Juga tak hanya memiliki warisan leluhur semisal makam Sultan Iskandar Muda, peninggalan meriam kuno atau tarian Saman yang sudah go international dan 'menyihir' banyak penonton.

Aceh adalah negeri 1001 kedai kopi. Sekalipun hampir di setiap pinggir jalan berdiri kedai-kedai kopi, selalu terlihat ada orang. Dari sini saya merasa, orang-orang Aceh bersikap terbuka. Kedai kopi, menjadi pilihan mereka untuk bertemu dengan keluarga, sahabat kongkow hingga rekan bisnis.

Asyiknya lagi, segmentasi pengunjung kedai kopi di Aceh sangat beragam. Orang tua dan anak muda. Kaum pria, juga wanita. Tentu saja, dengan tetap mengikuti syariat yang berlaku di sana. Semua pendatang dari luar Aceh, juga beradaptasi dengan peraturan di sana.

Karena beragamnya segmentasi pengunjung itulah, coffee shop di Aceh pun berusaha untuk memenuhi selera pelanggannya. Selain kopi yang disajikan dalam bentuk original, ada juga mengikuti trend yang terjadi di kedai kopi pada umumnya.

Penikmat kopi asli Aceh juga berasal dari luar negeri. Dok pribadi
Penikmat kopi asli Aceh juga berasal dari luar negeri. Dok pribadi

Warkop Tradisional Tetap Eksis di Aceh

Jika kita amati dengan sedikit serius, akan kita temukan warkop tradisional kopi Aceh yang masih eksis di sana. Di tengah berkembangnya modern coffee shop dengan berbagai varian rasa, kedai kopi tradisional tetap hadir.

Saya sangat suka dengan cara unik pemilik kedai kopi tradisional dalam menyeduh kopinya. Kopi di masak, lalu ditumpahkan pada wadah. Dan saat dinikmati, rasanya seperti menjalar ke seluruh tubuh. Nikmat.

Jenis kopi asli Aceh berupa robusta dan arabika. Kawasan produksi kopi diantaranya ada di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan Lamno, kabupaten Aceh Jaya.

Harga kopi pun bervariasi di Aceh. Namun kopi pilihan, petik merah dan cara proses juga berpengaruh terhadap harga. Harumnya yang khas, melambungkan sukma para penikmati kopi. 

Kopi tradisional di salah satu kedai kopi Aceh Besar. Dok pribadi
Kopi tradisional di salah satu kedai kopi Aceh Besar. Dok pribadi

Kopi Gayo

Berbicara soal kopi Aceh, orang pasti membayangkan Kopi Gayo. Sebab, kopi Gayo begitu terkenal dan menjadi salah satu kopi yang dicari pengunjung coffee shop. Entah di Jakarta, Bandung, Bali atau daerah lain, kopi Gayo adalah kopi pilihan.

Perihal kopi Gayo, banyak literatur yang mengulasnya. Tentang kualitasnya. Juga soal sejarahnya. Salah satunya, bisa kita baca di sini.

Kopi Gayo telah ditanam di Aceh sejak zaman penjajahan Belanda, sekira abad ke-17. Setelah ditanam di Jawa, penanaman kopi diperluas ke Sumatera khususnya di Aceh dan Sumatera Utara. 

Kopi Gayo, utamanya arabika tumbuh dengan baik di dataran tinggi Gayo. Dengan ketinggian yang baik, lebih kurang 1.200 meter dan suhu udara 20 derajad Celcius maka kopi Gayo memiliki kualitas biji yang tinggi.

Modal Usaha Membangun Kedai Kopi

Sama seperti usaha lainnya, untuk memulai usaha coffee shop maka seseorang perlu modal. Teman saya bernama Yanggi yang sudah 3 tahun menjalani bisnis ini mengaku, modal yang ia perlukan di bawah 20 juta rupiah.

Kebetulan bisnisnya menganut kedai kopi rumahan. Garasi dan halaman rumah disulap menjadi tempat nongkrong para penikmati kopi yang memang sering mampir untuk bersantai bersama sambil menikmati hidangan kopi.

Modal yang ada, digunakan untuk membeli Syphon, V60 dan French Press karena Ia juga menggunakan metode manual brew dalam menyajikan kopinya kepada para pelanggan. Juga untuk membeli fasilitas tempat duduk dan biji kopi pilihan.

Sementara kedia kopi tradisional lebih kurang lagi dari 20 juta. Namun ada juga yang butuh modal besar. Sebab selain membeli aset-aset tetap, pemilik kedai juga harus menyediakan modal awal untuk membayar tenaga kerja yang dipekerjakan di coffee shop miliknya.

Modal yang diperlukan memang bervariasi, tergantung pada besar kecil dan gaya usaha para pelaku ekonomi kreatif ini. Namun tak perlu modal besar jika ingin memulai usaha ini. 

Perlu Dukungan dari Pemerintah

Ekonomi kreatif di Aceh terlihat menggeliat lewat seribu satu kedai kopi dan penjualan kopi bubuk dan biji bermutu tinggi.

Geliat coffee shop di Aceh, hendaknya didukung penuh oleh pemerintah. Baik di level nasional maupun daerah. Menyiapkan lokasi-lokasi yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis kedai kopi tradisional.

Tak hanya itu. Pemberian kesempatan bagi pemilik kedai kopi tradisional untuk mengikuti berbagai pelatihan, juga perlu dilakukan. Termasuk di dalamnya, mengikuti festival-festival kopi di daerah lain.

Pembinaan dan pendampingan kepada para petani kopi juga perlu dilakukan. Mendorong petani untuk melakukan teknik-teknik budidaya dengan baik sehingga menghasil biji kopi berkualitas tinggi. Tentu saja juga membuka dan menyediakan pasar bagi produksi biji kopi Aceh ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun