Jenis kopi asli Aceh berupa robusta dan arabika. Kawasan produksi kopi diantaranya ada di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan Lamno, kabupaten Aceh Jaya.
Harga kopi pun bervariasi di Aceh. Namun kopi pilihan, petik merah dan cara proses juga berpengaruh terhadap harga. Harumnya yang khas, melambungkan sukma para penikmati kopi.Â
Berbicara soal kopi Aceh, orang pasti membayangkan Kopi Gayo. Sebab, kopi Gayo begitu terkenal dan menjadi salah satu kopi yang dicari pengunjung coffee shop. Entah di Jakarta, Bandung, Bali atau daerah lain, kopi Gayo adalah kopi pilihan.
Perihal kopi Gayo, banyak literatur yang mengulasnya. Tentang kualitasnya. Juga soal sejarahnya. Salah satunya, bisa kita baca di sini.
Kopi Gayo telah ditanam di Aceh sejak zaman penjajahan Belanda, sekira abad ke-17. Setelah ditanam di Jawa, penanaman kopi diperluas ke Sumatera khususnya di Aceh dan Sumatera Utara.Â
Kopi Gayo, utamanya arabika tumbuh dengan baik di dataran tinggi Gayo. Dengan ketinggian yang baik, lebih kurang 1.200 meter dan suhu udara 20 derajad Celcius maka kopi Gayo memiliki kualitas biji yang tinggi.
Modal Usaha Membangun Kedai Kopi
Sama seperti usaha lainnya, untuk memulai usaha coffee shop maka seseorang perlu modal. Teman saya bernama Yanggi yang sudah 3 tahun menjalani bisnis ini mengaku, modal yang ia perlukan di bawah 20 juta rupiah.
Kebetulan bisnisnya menganut kedai kopi rumahan. Garasi dan halaman rumah disulap menjadi tempat nongkrong para penikmati kopi yang memang sering mampir untuk bersantai bersama sambil menikmati hidangan kopi.