Sampai pada Pemilu tahun 1997, masyarakat Indonesia sudah tidak menerima lagi. Penetapan Soeharto sebagai presiden, berbuah demonstrasi dimana-mana, selain krisis ekonomi.
Pemilu Pasca Reformasi
Rezim Orde Baru berhasil ditumbangkan oleh gerakan reformasi yang disponsori oleh gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia melalui berbagai aksi dan tuntutan.
Tanggal 21 Mei 1998 menjadi puncak perjuangan mahasiswa. Soeharto mengundurkan diri dan memberi mandat kepada wakilnya, Prof. B.J. Habibie untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden RI.
Era reformasi pun dimulai. Kran demokrasi dibuka luas-luas. Pemilu pun dilakukan pada tahun 1999. Sebanyak 48 partai politik resmi menjadi kontestan di era reformasi ini. Namun hanya 21 parpol yang meraih kursi di DPR.
PDI-Perjuangan, di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil menempati perolehan suara terbanyak, yaitu 19,33%. Disusul oleh Gerindra (12,57%), Golkar (12,31%) dan PKB (9,69%).
Berikut 4 besar urutan parpol yang meraih suara terbanyak selama Pemilu di era Reformasi, diperoleh dari bps.go.id:
Pemilu 1999: PDIP unggul dengan perolehan suara sebanyak 19,33%. Gerindra berada pada posisi kedua (12,57%). Sementara Golkar menempati posisi ketiga (12,31%) dan PKB dengan perolehan suara sebanyak 9,69%.
Pemilu 2004: Golkar berhasil menggeser PDIP ke nomor urut 2 dalam perolehan suara. Partai beringin ini berhasil meraih 21,57% suara. PDIP harus puas pad anomor urut ke-2 (18,53%). Disusul oleh PKB (10,56%) dan PPP (8,15%).
Pemilu 2009: Demokrat mengambil alih urutan pertama dengan mengantongi suara pemilih sebanyak 20,81%. Posisi kedua ditempati oleh Golkar (14,45%). PDIP merosot ke urutan ketiga dengan raihan suara sebanyak 14,01%. Dan PKS menduduki peringkat ke-4 (7,89%).