Setiap kali kami singgah untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di POM bensin ini, saya selalu tersenyum. Tak bosan-bosannya saya membaca tulisan yang dipampang persis di depan POM Bensin.Â
"Maaf Solar Akan Segera Tersedia Kembali".
Tulisan ini, dipampang di salah satu POM Bensin yang terletak di jalur trans Sumatera. Tepatnya di Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Saat pertama kali membacanya, saya langsung protes pada pekerja yang sedang mengisi BBM pada mobil kami.
"Tulisannya kok panjang amat ya mbak. Toh bisa disingkat menjadi Maaf Solar Habis", kataku pada seorang karyawati di sana. Namun, protes kecil-kecil saya ini hanya disambut dengan senyum manis dari si cantik pengisi BBM. Tentunya dia tidak berani untuk mengusulkan kepada bos nya untuk merevisi tulisan tersebut sesuai protes pelanggan. Apalagi mengusulkan untuk mengganti seluruh rangkaian kata tersebut.
Beberapa kali mampir. Bahkan kemarin (25 Maret 2022), tulisan itu masih terpampang rapi di depan POM bensin yang sama. Saya pun kembali iseng untuk bertanya. "Mbak, solarnya lagi jalan-jalan ke mana. Kok lama benar, gak datang-datang"? Dan hanya dijawab dengan satu kata, "Habis".
Yaelah mbak, segitu banyakkah orang yang menggunakan solar sehingga selalu habis? Ataukah memang dborong oleh orang tertentu untuk kepentingan lain yang seharusnya menggunakan solar untuk industri yang harganya harus lebih mahal?
Entahlah, mau bertanya kepada siapa. Mau bertanya kepada rumput yang lagi bergoyang seperti syair lagu Ebiet G Ade pun tak bisa, sebab tak ada rumput di sekitar.
Konflik Rusia-Ukraina Mendorong Kenaikan Harga Minyak
Menurut Agung Pribadi yang menjabat Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, hingga akhir Maret 2022 ini harga minyak dunia masih tinggi. Per barel nya masih di atas 100 dolar US. Mahalnya minyak dunia, berpengaruh terhadap harga BBM non subsidi untuk ikut naik. Demikian informasi yang disampaikan kepada media per 25 Maret 2022, salah satunya kepada liputan6.com.
Kenaikan harga BBM non subsidi, pasti berpengaruh juga pada harga BBM lainnya. Seperti trend-trend sebelumnya, ketidakteraturan distribusi BBM akan terjadi. BBM subsidi bakal menjadi langka. Menghilang dari POM bensin karena diborong oleh pemanfaat yang memiliki akses baik dengan distributor BBM. BBM subsidi 'diborong' oleh oknum nakal untuk dijual ke industri yang diharuskan menggunakan BBM non subsidi. Fenomena lain, solar dan bensin tidak ada di POM Bensin tetapi bermunculan para penjual bensin dan solar botolan di depan dan di samping POM Bensin.
Kenaikan harga minyak, terutama sejak bulan Februari 2022 akibat konflik Rusia versus Ukraina dan keterlibatan negara-negara lain dalam pusaran perang ini. Pasokan minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan terhambat ke Uni Eropa karena rusaknya pipa Caspian Pipeline Consortium. Lagi pula, Rusia akan melawan keras, setiap aksi boikot dan sanksi ekonomi yang ditimpakan kepadanya. Rusia sudah tentu akan menghentikan pasokan barangnya, terutama kepada negara-negara yang ikut memboikot negara yang dipimpin Vladimir Putin ini.
Jika harga minyak mentah tetap tinggi, maka bisa jadi akan terjadi penyesuaian harga di bulan April 2022. Sebelumnya, kenaikan harga BBM non subsidi telah dilakukan per 12 Februari 2022. Kenaikan ini khusus untuk jenis Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Kenaikan ini sesuai dengan Kepmen ESDM nomor 62K/12/MEM/2020 yang mana kisaran kenaikannya berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia. Namun kisaran kenaikan antara Rp 1.500,00 hingga Rp 2.650,00 per liter.
DKI Jakarta, harga BBM Pertamina Dex (CN 53) naik dari Rp 11.150 per liter menjadi Rp 13.200 per liter dan jenis Dexlite dengan Cetane Number (CN) 51 naik dari Rp 9.500 per liter menjadi Rp 12.150 per liter.
Melihat trend ini,per tanggal 25 Maret 2022 Agung Pribadi menyampaikan kepada media kemungkinan batas atas BBM umum RON 92 menembus Rp 16.000,00 per liter dibandingkan dengan bulan Maret yang berada pada Rp 14.526 per liter.
Semoga tidak sampai demikian ya. Sebab di bulan April, kemungkinan semua harga naik selama puasa hingga lebaran. Belum lagi dampak perang Rusia-Ukraina yang belum ada tanda-tandanya untuk dihentikan. Dan yang paling penting adalah jangan sampai kita begitu panik, ketika terjadi kenaikan harga barang, khususnya BBM. Pengalaman kita, setiap menjelang pengumuman kenaikan BBM, maka BBM menjadi langka, dan banyak orang begitu panik. Rela antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberap liter BBM. Mari kita hindari panic buying.
Kita berharap, ekonomi dalam negeri kita, Â tidak terpengaruh secara signifikan akibat perang dan akibat pandemi Covid-19 yang masih belum beranjak dari dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI