Kenaikan harga minyak, terutama sejak bulan Februari 2022 akibat konflik Rusia versus Ukraina dan keterlibatan negara-negara lain dalam pusaran perang ini. Pasokan minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan terhambat ke Uni Eropa karena rusaknya pipa Caspian Pipeline Consortium. Lagi pula, Rusia akan melawan keras, setiap aksi boikot dan sanksi ekonomi yang ditimpakan kepadanya. Rusia sudah tentu akan menghentikan pasokan barangnya, terutama kepada negara-negara yang ikut memboikot negara yang dipimpin Vladimir Putin ini.
Jika harga minyak mentah tetap tinggi, maka bisa jadi akan terjadi penyesuaian harga di bulan April 2022. Sebelumnya, kenaikan harga BBM non subsidi telah dilakukan per 12 Februari 2022. Kenaikan ini khusus untuk jenis Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Kenaikan ini sesuai dengan Kepmen ESDM nomor 62K/12/MEM/2020 yang mana kisaran kenaikannya berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia. Namun kisaran kenaikan antara Rp 1.500,00 hingga Rp 2.650,00 per liter.
DKI Jakarta, harga BBM Pertamina Dex (CN 53) naik dari Rp 11.150 per liter menjadi Rp 13.200 per liter dan jenis Dexlite dengan Cetane Number (CN) 51 naik dari Rp 9.500 per liter menjadi Rp 12.150 per liter.
Melihat trend ini,per tanggal 25 Maret 2022 Agung Pribadi menyampaikan kepada media kemungkinan batas atas BBM umum RON 92 menembus Rp 16.000,00 per liter dibandingkan dengan bulan Maret yang berada pada Rp 14.526 per liter.
Semoga tidak sampai demikian ya. Sebab di bulan April, kemungkinan semua harga naik selama puasa hingga lebaran. Belum lagi dampak perang Rusia-Ukraina yang belum ada tanda-tandanya untuk dihentikan. Dan yang paling penting adalah jangan sampai kita begitu panik, ketika terjadi kenaikan harga barang, khususnya BBM. Pengalaman kita, setiap menjelang pengumuman kenaikan BBM, maka BBM menjadi langka, dan banyak orang begitu panik. Rela antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberap liter BBM. Mari kita hindari panic buying.
Kita berharap, ekonomi dalam negeri kita, Â tidak terpengaruh secara signifikan akibat perang dan akibat pandemi Covid-19 yang masih belum beranjak dari dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H