Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Perang Berkepanjangan Rusia-Ukraina terhadap Ekonomi Global

24 Maret 2022   18:26 Diperbarui: 24 Maret 2022   18:29 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengungsi Ukraina mencari makan. Foto UNHCR dalam news.detik.com

Perang antara  Rusia dan Ukraina belum berakhir. Perang yang diawali dengan pengumuman penyerangan terhadap Ukraina oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada tanggal 24 Februari 2022 masih berkecamuk. Upaya sebahagian negara, termasuk PBB untuk menghentikan perang masih belum berhasil.

Ah, andaikata Iwan Fals bisa menyanyikan lagu ini di depan tuan Putin dan Mr Zelensky, barangkali mereka bisa berdamai. Mungkin saja Putin meraih telepon, mengajak Zelensky berdamai sambil menikmati secangkir kopi (ilusi, hehehe).

O ya andaikata dunia tak punya tentara,

Tentu tak ada perang yang akan makan banyak biaya.

O ya andaikata dana perang buat diriku,

Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum.

Perang yang memakan banyak biaya. Perang yang menghabiskan dana, akibat egoisme para pemimpin yang bertanggung jawab untuk menghentikan berperang atau mengakhiri perang.

Perang selalu berdampak bagi kehidupan manusia. Pengaruh langsung, sangat dirasakan oleh negara yang terlibat dalam peperangan. Korban nyawa, juga harta. Kondisi warga negara sangat memprihatinkan. Berlarian mencari tempat perlindungan seadanya dan mencoba mengungsi ke negara lain yang dianggap aman untuk berlindung.

Pangan, obat-obatan dan komoditas penting lainnya menjadi sangat langka. Jika tersedia, pun dalam kondisi serba kekurangan. Negara berada pada kondisi darurat dalam segala aspek kehidupan.  

Dalam era global ini, peristiwa apapun yang terjadi di belahan bumi lain seperti bencana, baik bencana alam maupun bencana  perang, akan menjalar ke negara lain. Krisis yang bertitik tolak dari suatu negara, sering kali menyebar ke seantero dunia.

Dalam konsep ekspor impor antarnegara, setiap negara punya komoditas yang bisa diekspor. Juga tidak memiliki komoditas di dalam negeri. Untuk memenuhi kebutuhan negaranya, maka negara tersebut akan mengimpornya dari negara lain.

Perang meniadakan hubungan perdagangan. Tidak ada pasokan barang ke dalam negeri. Juga pengiriman barang keluar negeri terhenti. Kalau pun ada barang, harganya melonjak tinggi. Sementara daya beli warga negara begitu lemah karena tidak ada pendapatan akibat menganggur.

Perang Rusia-Ukraina tak hanya berdampak pada kedua negara tersebut. Dalam kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat Pandemi Covid-19, negara-negara menjadi was-was akibat belum berakhirnya perang.

Perang ditambah dengan sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Rusia, dikhawatirkan akan mengganggu ketahanan pangan dunia.  Rusia pasti membalas dengan menghentikan pasokan produknya ke negara lain. Harga produk melambung tinggi. Pertumbuhan ekonomi  melambat.

Rusia adalah negara penghasil dan pengekspor produk penting. Diantaranya minyak bumi, gas alam, dan barang tambang serta penghasil pupuk yang besar dalam bidang pertanian. Sementara,Ukraina cukup memegang peranan penting dalam ekspor gandum ke negara lain.

Ukraina dan Rusia memiliki hubungan perdagangan yang cukup baik dengan Indonesia. Bahkan data dari UN Comtrade menunjukkan, di tahun 2020 Rusia memasok 15,75 persen pupuk ke Indonesia. Sebaliknya, mengimpor 5 persen produk minyak nabati dari Indonesia.

Ukraina juga memasok 23,51 persen gandum ke Indonesia di tahun 2020. Bahkan di tahun yang sama, kedua negara ini memasok 7,38 persen produk baja ke Indonesia.

Dengan adanya perang ini, otomatis hubungan dagang antarnegara menjadi sulit untuk dilakukan. Dalam jangka panjang, kita perlu bersiap-siap untuk menghadapi kelangkaan produk: komoditas pangan menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Pasokan pangan antarnegara menjadi tidak lancar. Supply energi juga terhalang dan mengakibatkan krisis energi. Ekonomi dunia menjadi goyah.

Tuan Putin dan Tuan Zelensky. Andaikan kalian bersama para pembantu tidak egois, pastilah tidak perang. Juga andaikan USA tak terlalu banyak mencampuri urusan internal negara lain, dunia pasti aman. Tak ada perang dan hidup damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun