Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tas'au Pah Tuaf: Cara Orang Biboki Menghormati Keselnya

18 Februari 2022   09:44 Diperbarui: 18 Februari 2022   09:49 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tas'au Pah Tuaf-diiringi Likurai. dok pribadi

Pah Tuaf atau Usi Koko, adalah sebutan bagi penguasa di Sonaf Tamkesi. Dalam sebutan bahasa Indonesia, ada yang menyebutnya sebagai raja. Ada juga yang menamakannya sebagai kaisar atau kesel. 

Namun banyak juga yang menyanggahnya. Sebab julukan bagi pah tuaf adalah atupas neno biboki. Jika diterjemahkan secara lurus, artinya tukang tidur di bumi Biboki. Beliau tidak boleh kerja. Hanya tidur dan makan. Sebab untuk makanan, setiap tahun suku yang terhimpun dalam Klunin Bo'es Ba'at Bo'es bersama ama naek- papa naek (bapak besar -bahu besar) akan memasukkan hasil bumi berupa padi dan jagung. Namanya Tama'maus. 

Biboki adalah suatu daerah berada  di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kini, Biboki telah dimekarkan menjadi 6 wilayah Kecamatan. Semua diawali dengan Biboki: Biboki Selatan, Biboki Utara, Biboki Anleu, Biboki Feotleu, Biboki Moenleu dan Biboki Tanpah. 

Usi Koko bertahta di Singgasana Darurat. Beliau ditemani seorang untuk melayaninya. Dok pribadi
Usi Koko bertahta di Singgasana Darurat. Beliau ditemani seorang untuk melayaninya. Dok pribadi

Informasi yang saya bagikan di sini, tidak bermaksud untuk mengungkit kembali pro kontra pengganti Usi Koko Tnesi Iba Usboko yang mangkat pada 10 Oktober 2019 lalu. Saya mengangkat Koko Tnesi Iba Usboko karena semasa hidup beliau, ada dua kali saya berkesempatan untuk bertemu, bahkan berdialog dan tertawa bersama layak Bapak dan anak tanpa sekat. 

Kali pertama, saya ikut dalam penunjukan batas tanah ulayat Suku Ketmoen di Ponu, Biboki Anleu atas undangan Unu Boik Ketmoen. Satu hari satu malam, beliau bersama suku Ketmoen di hutan dan rumah salah satu suku Ketmoen hanya untuk memastikan bahwa rekonstruksi tanah ulayat Ketmoen sudah tepat, tidak mencaplok ulayat suku lain yang berbatasan langsung. 

Kali kedua, pada upacara pengukuhan Sonaf Najufa tnanan Nafanu Tuan di Naisunaf, Biboki Selatan. Beliau berkenan hadir selama dua malam di sana. 

Tas'au Pah Tuaf

Tas'au artinya menggendong. Dalam tataran bahasa Dawan biboki, ada tingkatan penggunaan kata dan kalimat. Mulai dari yang paling sopan dan bernilai tinggi, hingga kata-kata kasar. Paling tinggi pilihan kata, biasanya ditujukan kepada Pah Tuaf. Dan semakin rendah kedudukan, pilihan kata pun semakin rendah. 

Ketika akan mengundang Pah Tuaf, maka utusan harus masuk dan bercerita tentang maksud dan tujuan. Tidak semua orang dan tidak semua acara bisa mengundang Pah Tuaf. Saat bercerita untuk mengundang, harus benar-benar menggunakan bahasa yang tepat. Jika tidak, maka akan dikenakan denda atau t'op. 

Bale-bale dalam Lopo Nafanu disulap jadi inggasana darurat Usi koko Tnesi Iba Usboko. Dok pribadi
Bale-bale dalam Lopo Nafanu disulap jadi inggasana darurat Usi koko Tnesi Iba Usboko. Dok pribadi

Sebelum Usi Koko berkenan hadir, maka singgasana daruratnya pun harus dibuat. Paling gampang, adalah menyiapkan kamar dengan memasang kain-kain adat sebagai sekat. Sekalipun darurat, singgasana beliau harusnya lebih tinggi dari tempat duduk para tetua yang mendampingi beliau, baik untuk berdialog atau menjawab pertanyaan-pertanyaan Usi Koko. 

Ketika berkenan hadir, maka Usi Koko harus dijemput. Dulu usi koko memiliki kuda tunggangan sendiri tetapi sekarang sudah berkenan dijemput dengan kendaraan. 

Setelah selesai, Usi Koko diantar pulang, dengan penghormatan yang pantas. Ternak, beras, kain adat turut serta dibawa oleh para pengantar sebagai ucapan syukur atas kedatangan beliau. 

Ta'hake

Ta'hake adalah melayani Usi Koko dalam perjamuan santap bersama dengan para tetua pilihan. Di sini, santapan Usi Koko dihidangkan dalam tempat anyaman berwarna-warni. Biasanya dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah terbiasa menyiapkan dan melayani santap bersama Usi Koko.

Kali ini, beberapa Fatnay (Puteri) Nafanu berkesempatan untuk na'hake neu Usi Koko (melayani perjamuan makan). Semua urutan tempat makan harus keluar secara berurutan. 

Setelah santapan Usi Koko terhidang semua, barulah dihidangkan makanan untuk para tetua yang mendampingi usi Koko dalam perjamuan makan bersama. 

Santapan Usi Koko tidak boleh habis. Karena itu, biasanya diisi dalam porsi yang banyak. Sisa santapan Usi Koko dapat dimakan oleh para pelayannya.  Sebagai berkat dari Usi Koko.

Para Fatnay Nafanu duduk santai setelah Na'hake neu Usi Koko. Dok pribadi
Para Fatnay Nafanu duduk santai setelah Na'hake neu Usi Koko. Dok pribadi

Mempertahankan Adat-Istiadat

Dewasa ini, budaya global telah masuk hingga ke pelosok. Adat-istiadat yang sudah dipelihara turun-temurun, perlahan punah digantikan oleh budaya baru yang datang dari luar. Padahal, tidak semua budaya dari luar itu baik. Dan budaya asli kita, banyak mengandung makna dan memberi arti dalam perjalanan hidup kita.

Karenanya, adat-istiadat janganlah kita hilangkan. Saya bangga, menjadi anak Biboki yang hidup dan dibesarkan dalam tataran adat-istiadat yang masih terpelihara dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun