Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Protokol Covid-19 Terabaikan Saat Naik-Turun Pesawat

9 Februari 2022   10:13 Diperbarui: 9 Februari 2022   10:20 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi berdesak-desakan terlihat saat penumpang dipanggil naik pesawat. Tanda dua telapak kaki yang digambarkan pada lantai menuju pintu, tidak dihiraukan. Sebagian besar orang tak sabar, seperti takut ketinggalan pesawat atau tidak mendapatkan kursi. Belum lagi penumpang yang membawa koper dan barang besar lain yang seharusnya masuk dalam bagasi. 

Jika penumpang dibawa ke pesawat dengan bus, maka semua rebutan untuk naik bus dan bergelantungan di tengah. Jangan ditanya, jarak antarpenumpang itu berapa meter? Beberapa orang bahkan hanya mencantolkan masker pada dagunya. 

Selanjutnya, berdesak-desakan di dalam pesawat. Kadang, harus mencari bagasi kabin karena bagasi kabin di atas kursi kita ternyata sudah dipenuhi barang penumpang yang duduk di tempat lain. Ya, karena begitu banyak barang bawaan yang dibawa masuk ke dalam pesawat. 

Berdesak-desakan ketiga: Waktu turun dari pesawat

Ketika pesawat mulai tinggal landas, penumpang menarik nafas lega. Ada yang mencoba tidur, ada yang mencoba melihat-lihat pemandangan dari balik kaca jendela. Atau menjalankan aktivitas ringan sekedar mengisi waktu selama penerbangan. 

Ketenangan ini akan berubah menjadi hiruk-pikuk ketika pesawat sudah mendarat. Sebagian tak sabar untuk mengaktifkan handphone untuk bertelpon atau berkirim kabar. Padahal, pramugari telah mengumumkan agar penumpang baru mengaktifkan handphone setelah berada di ruang tunggu.

Pemandangan berikut adalah ketika hendak turun dari pesawat. Lagi-lagi, pengumuman pramugari tidak diindahkan. Sekali pun telah diumumkan agar penumpang turun dengan model antrian dari kuris no 1-5 lalu 6-10 dst. Bahkan penumpang nomor buntut tiba-tiba telah berdiri di lorong, mendahului penumpang yang seharusnya mendapat giliran turun.

Lagi-lagi, perilaku kita ternyata tak mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Peraturan hanya di kertas. Barangkali perlu dipaksan baru penumpang sadar untuk antri.  

Lion air, salah satu maskapai penerebangan yang full dengan penumpang. Dok cnbcindonesia.com
Lion air, salah satu maskapai penerebangan yang full dengan penumpang. Dok cnbcindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun