Bunga membuka matanya dan melihat sekeliling ada mama dan papanya yang tengah menangis. Bunga terheran mengapa ada orang tuanya di sini.
"Aku di mana?" tanya Bunga.
"Kamu ada di rumah sakit Nak, tadi kamu pingsan di jalan dan tadi mama dan papamu di telpon oleh pihak rumah sakit bahwa kau ada di sini," jawab Zela ibu dari Bunga.
"Bunga kenapa tidak pernah cerita sama kita tentang penyakit yang Bunga derita?"
"Bercerita?? Kalian saja tidak pernah ada untuk saya. Ke mana kalian saat saya membutuhkan pelukan? Ke mana kalian saat saya membutuhkan kasih sayang? Dan ke mana kalian saat saya membu- tuhkan membutuhkan perlindungan dari dunia yang kejam ini?"
"Saya sedari kecil hidup sendiri tanpa kasih sayang kalian, saya iri terhadap teman-teman saya yang diantar jemut oleh orang tuanya, saya iri karena mereka bisa merasakan kasih sayang orang tua mereka. Kenapa mereka bisa sedangkan saya tidak? Saya merasa tidak mem- punyai orang tua, padahal kalian masih ada didunia ini. Kenapa kalian melakukan ini terhadap saya? Saya tidak membutuhkan uang kalian, yang saya butuhkan adalah kasih sayang kalian. Tapi kalian malah berpisah dan hidup bahagia bersama keluarga kalian masing-masing, lalu kalian melupakan aku. Apakah kalian tidak pernah memikirkan bagaimana penderita dan rasa sakit yang saya rasakan? Apakah kalian masih pantas disebut orang tua?"teriak Bunga dengan menangis pilu dia menceritakan semua keluh kesahnya terhadap orang tuanya itu.
Kedua orang tua Bunga yang mendengar itu pun ikut menangis. Mereka merasa tidak becus menjadi orang tua bagi Bunga. Bagaimana bisa mereka tidak tahu kalau anak mereka merasakan penderitaan yang begitu berat.
"Bunga maafkan kesalahan kami, maafkan kami yang tidak pernah memikirkan perasaanmu. Maafkan kami yang terlalu egois," maaf Zela.
"Kami akan memperbaiki semuanya. Walaupun kami sudah berpisah kami akan membahagiakanmu. Kau akan memiliki keluarga bahagia. Maukah kamu membuka lembaran baru?"tanya Rayan. "Kalian terlambat waktuku tidak sebanyak itu untuk menghabiskan masa indah bersama kalian," jawab Bunga
"Tidak papa kami berusaha untuk menyembuhkanmu, papa akan mencari dokter terbaik di dunia ini untuk menyembuhkanmu, papa yakin kamu anak kuat," ucap Rayan dengan nafas tersenggal-senggal akibat menangis.
Mendengar penuturan dari sang papa Bunga tertawa hambar.