Mohon tunggu...
Yani Aprilia
Yani Aprilia Mohon Tunggu... Freelancer - PWK, Universitas Jember

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Balik Megahnya Wisata Borobudur

29 Oktober 2019   18:48 Diperbarui: 29 Oktober 2019   18:50 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki banyak sekali tujuan wisata. Baik wisata alam maupun buatan. Hal ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat apabila tepat dalam memanfaatkan peluang yang ada.

Pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yang lain yaitu dalam proses perkembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial ekonomi dan fisik kawasan. 

Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang kompleks dan menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai aspek seperti sosiologis, psikologis, ekonomis, ekologis, dan lain-lain. Aspek yang mendapat perhatian paling besar dan hampir merupakan satu - satunya aspek yang dianggap penting ialah aspek ekonomi. Dalam skala nasional, pengembangan pariwisata akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian suatu negara.

Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahaan itu menuju ke arah negatif maka diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek fisik, sosial dan ekonomi, sehingga sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata.

Salah satu kawasan pariwisata budaya di Jawa Tengah dengan skala internasional dan sedang berkembang adalah Candi Borobudur di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Magelang berbatasan dengan kota besar seperti Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Semarang. Kawasan wisata Candi Borobudur selalu berupaya meningkatkan kualitas kawasan dengan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan sarana serta prasarana penunjang wisata. Hal ini bertujuan agar jumlah wisatawan yang berkunjung ke dalam kawasan semakin meningkat. 

Adanya perkembangan aktivitas pariwisata Candi Borobudur telah berpengaruh terhadap karakteristik sosial ekonomi masyarakat yang berada di dalam kawasan wisata tersebut. Perubahan karakteristik sosial masyarakat terlihat dari perubahan kondisi tingkat migrasi dan tingkat kesenjangan sosial. Sementara untuk perubahan karakteristik ekonomi masyarakat dapat dilihat dari perubahan jenis pekerjaan, tingkat pendapatan masyarakat, dan perubahan harga lahan.
Dampak sosial yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata menyangkut berbagai aspek perubahan sosial, moral atau perilaku, agama, bahasa, dan kesehatan.

Menurut Soekadijo (1997:23) dampak sosial ekonomi yaitu dampak negatif atau dampak positif yang timbul terhadap lingkungan sosial ekonomi dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat perkembangan pariwisata terhadap perubahan pekerjaan dan pendapatan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerja dan berusaha. 

Pada tahun 2013, terjadi perubahan penggunaan lahan di dalam kawasan candi borobudur yang di tandai dengan adanya penambahan atraksi wisata museum kapal dengan luas sebesar 0,8 hektar. 

Selain itu perkembangan terjadi dengan adanaya penambahan lokasi pedagang kaki lima, di dalam kawasan pariwisata. Penambahan lokasi pedagang kaki lima di maksudkan agar warga sekitar kawasan wisata khususnya masyarakat desa borobudur yang belum mempunyai pekerjaan dapat berdagang dilokasi yang telah di sediakan.

Fasiltas pendukung pariwisata yang paling dominan keberadaanya yaitu penginapan dengan prosentase 96 persen. Keberadaan penginapan tidak bisa dipungkiri merupakan salah satu fasilitas pendukung pariwisata yang paling penting, karena wisatawan baik domestik serta mancanegara ingin menikmati keindahan candi borobudur dalam waktu lama. 

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan banyak orang yang memanfaatkan peluang usaha tersebut untuk membuka penginapan di sekitar kawasan wisata candi borobudur atau di desa borobudur.

Dari data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata bahwa pengunjung tempat wisata candi borobudur rata rata selalu ramai setiap tahunnya. Jumlah wisatawan tertinggi berada pada tahun 2013. 65 persen masyarakat  kadang - kadang dalam mengikuti kegiatan sosial yang ada di desa borobudur dan 35 persen lainya menjawab sering mengikuti kegiatan sosial. 

Alasan warga yang kadang - kadang dalam mengikuti kegiatan sosial yaitu waktu kerja mereka yang menuntut mereka harus berada di lokasi kerja sesuai dengan waktu yang telah di tentukan oleh tempat kerjanya, sehingga waktu mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial berkurang. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa dengan bekerjanya warga di dalam sektor pariwisata candi borobudur memberikan dampak berkurangnya intensitas partisipasi kegiatan sosial di desa borobudur.

Masyarakat yang bekerja di dalam sektor wisata yaitu sebesar 38 persen, sedangkan untuk masyarakat yang mempunyai pekerjaan selain pekerjaan di dalam sektor wisata mempunyai presentase 68 persen. Dari perbedaan kedua presentase jenis pekerjaan dapat disimpulkan bahwa masyarakat candi borobudur meiliki ketergantungan yang lemah kepada sektor pariwisata candi borobudur. 

Pendapatan masyarakat desa Borobudur yang hanya bekerja di dalam sektor wisata borobudur rata -- rata berpenghasilan 1,5 -- 2 juta per bulan, sedangkan masyarakat yang bekerja di dalam sektor pariwisata dan mempunyai pekerjaan sambilan rata-rata berpenghasilan lebih dari 2 juta rupiah perbulan. Dari bersarnya gaji yang mereka dapat adanya pariwisata candi borobudur belum memberikan pengaruh yang signifikasn terhadap pendapatan masyarakat borobudur yang bekerja di sektor pariwisata.

Terlihat bahwa penduduk yang bekerja hanya di dalam wisata Borobudur mempunyai pola konsumsi yang rendah karena selisih antara pendapatan dan pengeluaran Rp. 85.714 sedangkan untuk yang bekerja di dalam dan luar wisata Borobudur mempunyai pola konsumsi tinggi yaitu sebesar Rp. 78.461 karena ada kecenderungan semakin besar pendapatan maka semakin tinggi pula pengeluaran dari orang tersebut.

Adanya keterkaitan antara pengunjung dengan tingkat partisipasi sosial masyarakat menjelaskan bahwa besarnya frekuensi pengunjung berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang mengunjungi tempat wisata candi borobudur memberi pengaruh terhadap tingkat partisipasi dalam kegiatan sosial masyarakat. Adanya keterkaitan antara pengunjung dengan tingkat ketergantungan terhadap sektor pariwisata menjelaskan bahwa dengan adanya tempat wisata candi borobudur dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat dalam hal pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun