Mohon tunggu...
Gravelani Oraguhci
Gravelani Oraguhci Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Politani Program Studi Pengelolaan Agribisnis

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Strategi Bertahan Petani di Masa Pandemi

27 Januari 2021   09:20 Diperbarui: 27 Januari 2021   10:53 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikala pupuk tersedia banyak namun modal yang tidak mencukupi oleh petani untuk mendapatkan pupuk. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi petani dalam melakukan budidaya karena bagi petani untuk mendapatkan pupuk, pestisida dan hal -- hal yang dibutuhkan dalam budidaya tentu perlu adanya modal.

Dalam uraian Menteri Pertanian Republik Indonesia dilansir dari Kompas.com (28 Okt 2020) yang dilakukan saat beliau berkunjung ke Padang Pariaman Nagari Sicicin ditengah upaya penaggulangan Covid-19 sektor pertanian menjadi harapan dan tulang punggung. " Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 275 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar kementerian pertanian dan semua pelaku pembangun pertanian," ujar bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Dalam uraiannya tersebut ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tanggung jawab dari seluruh pihak dan pelaku pembangun pertanian. Pangan dan konsumsi rumah tangga akan selalu dibutuhkan walaupun orang -- orang tetap di rumah saja dan tidak banyak beraktifitas di luar. Kebutuhan akan pangan akan tetap terus berjalan, dan akan tetap terus berproduksi.

Pertanian Padi Padang Pariaman Dalam Angka

Menurut data BPS 2020, luas panen padi Padang Pariaman pada 2020 diperkirakan sebesar 31 ribu hektar, mengalami penurunan sebanyak 658 hektar atau 2,04 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 32 ribu hektar. Produksi padi Padang Pariaman pada 2020 diperkirakan sebesar 147 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 7,4 ribu ton atau 4,81 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 155 ribu ton GKG.

Jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras Padang Pariaman pada 2020 diperkirakan sebesar 85 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 4,3 ribu ton atau 4,8 % dibandingkan 2019 yang sebesar 89,5 ribu ton.

Sedangkan untuk jumlah keseluruhan daerah yang ada di Sumatera Barat menurut data BPS 2020 yaitu, luas panen padi pada 2020 diperkirakan sebesar 309,37 ribu hektar, mengalami penurunan sebanyak 2,31 ribu hektar atau 0,74 % dibandingkan 2019 yang sebesar 311,67 ribu hektar.

Produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 1,45 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 32,16 ribu ton atau 2,17 % dibandingkan 2019 yang sebesar 1,48 juta ton GKG. Jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 835,74 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 18,52 ribu ton atau 2,17 % dibandingkan 2019 yang sebesar 854,27 ribu ton.

Dari data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat tersebut maka dapat dikatakan pandemi ini mempengaruhi produksi padi umumnya hampir di seluruh daerah Sumatera Barat, khusus untuk daerah Padang Pariaman. Luas panen, produksi padi, dan produksi beras Padang Pariaman mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan dari tahun sebelumnya.

Namun dengan demikian ini dapat menyebabkan kekurangan pasokan beras bagi masyarakat Padang Pariaman itu sendiri. Dimulai dari susahnya petani menjual padi kepada heler dan begitu juga sulitnya masyarakat mendapatkan beras karena harga yang meningkat ketika produksinya turun.

Dengan demikian hal yang perlu sangat diperhatikan adalah petani dan semua unsur penggerak pertanian saling bersinergi membangun pertanian dan ketahanan pangan di tengah terjadinya pandemi Covid-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun