Sebelum wabah corona, berkumpul bersama anggota keluarga merupakan waktu yang sulit di dapat, apalagi untuk mereka yang memiliki keluarga besar. Berbeda dengan saat ini ketika banyak daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar untuk menjaga jarak fisik. Semua anggota keluarga harus belajar menikmati kebersamaan di rumah dan juga mengusir kebosanan karena aktivitas rutin yang terbatas di rumah saja.
Bekerja dari rumah dan belajar dari rumah ternyata bukan merupakan hal yang mudah, selain itu tidak biasa, aktivitas belajar anak-anak dan bekerja orang tua kerap saling terkait. Orang tua perlu memerhatikan aktivita belajar di rumah, bahkan juga memberikan bimbingan untuk anak-anak dapat menyelesaikan tugas sekolah secara online.
Pada sisi lain, orang tua juga harus mengejar target pekerjaan yang harus diselesaikan. Tempat belajar dan bekerja memang sama, tapi aktivitas tidak berkurang. Apabila sebelumnya bekerja di kantor mendapat fasilitas khusus dari kantor seperti makan minum, maka bekerja di rumah menjadi pekerjaan tambahan untuk istri.
Demikian juga anak-anak yang belajar dari rumah juga harus bisa menggunakan tempat berbagi dengan orang tua, suara berisik pada saat bermain disekolah menjadi sulit di dapat, apalagi tempat berolah raga juga terbatas, kalaupun ada itu hanya sebatas jalan pagi atau lari pagi pada lingkungan terbatas,
Sebulan lebih mengalami aktivitas belajar dirumah dan bekerja dirumah ternyata membuat semua anggota keluarga tidak mudah mengusir kebosanan. Apalagi keluar rumah menjadi sesuatu yang langka, kecuali karena keperluan mendesak. Sampai kapan wabah corona ini akan berakhir? Pertanyaan ini kerap muncul di hari-hari kami.
Harmoni pada masa sulit
Kerelaan menerima kondisi yang tidak menyenangkan pada masa wabah corona bukanlah keputusasaan. Sebaliknya, menyimpan harapan karena hidup yang kita nikmati itu bukan semata-mata bergantung pada upaya kita semata, tetapi kita hanya menerima saja hidup itu apa adanya dan mengusakan sekuat mungkin untuk melakukan yang baik dari hidup yang terberi.
Kehidupan yang harmonis bukan hanya bisa terjadi pada masa-masa bahagia atau menyenangkan, tetapi juga pada masa-masa sulit. Harapan ini bisa menjadi modal yang kuat untuk  bisa melewati badai corona bersama keluarga di rumah saja.Â
Tahu bagaimana kita berada, dan untuk apa kita ada di dunia, setidaknya telah menjawab dua  pertanyaan penting tentang kehidupan, yakni darimana kira berada, dan apa makna hidup ini. Dan jawaban tersebut secara bersamaan juga menuntaskan pertanyaan, mengapa kita harus hidup bersatu memerangi wabah corona.
Kehidupan bersama sejatinya semata-mata hanya memilih yang baik dan yang adil meski pada masa sulit sekalipun. Jangan borong masker hanya untuk menyelamatkan diri, apalagi alat pelindung diri yang amat dibutuhkan tenaga medis yang rentan terpapar virus corona.
Menjaga jarak sosial, bekerja diruma dan belajar di rumah memang membosankan jika tanpa misi untuk merawat kehidupan. Kita tentu berharap wabah corona cepatlah berlalu. Namun, untuk menjaga tidak tertular virus corona dan juga menjaga orang lain agar tidak tertular corona, kita semua perlu memiliki komitmen yang sama untuk mengasihi diri dan mengasihi sesama dengan diam di rumah saja.